Mataram (NTBSatu) – Otoritas Badan bantuan PBB mengatakan bahwa saat ini ribuan warga Gaza Palestina terlihat putus asa akibat blokade total dan pengeboman selama tiga pekan oleh Israel.
Ribuan warga itu terpaksa menjebol beberapa gudang bantuan PBB di Jalur Gaza, mengambil gandum, tepung dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.
Israel memblokade total wilayah Gaza, tanpa makanan, air, listrik setelah serangan Hamas ke Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu. Pihak Israel hanya mengizinkan untuk pasokan kebutuhan dasar dan obat-obatan dengan jumlah terbatas.
Namun, kondisi itu membuat warga Gaza semakin sulit dan putus asa setiap jamnya.
Berita Terkini:
- Gembar-gembor NTB Mendunia, Petani Jagung Menjerit Akibat Harga Anjlok
- Peternak Sapi Demo di Pelabuhan Gili Mas, 14 Ekor Mati karena Dehidrasi
- Maia Estianty Kenang Kebaikan Hotma Sitompul dan Sesal Rossa Lewatkan Telepon Terakhir Mendiang Titiek Puspa
- iPhone 17 Segera Meluncur, Bentuk Kameranya Jauh Berubah
“Situasi di Gaza semakin hari semakin menyedihkan. Saya menyesalkan, alih-alih melakukan jeda kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan didukung oleh komunitas internasional, Israel malah meningkatkan operasi militernya,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres hari Senin, 30 Oktober 2023 kemarin, dilansir dari Aljazeera.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa saat ini jumlah korban di warga Palestina sudah melebihi angka 8.000 jiwa. Korban jiwa tersebut didominasi oleh perempuan dan anak-anak.
Peperangan tersebut sangat terasa dampaknya kepada warga Gaza, bahkan mereka harus memaksa masuk ke gudang bantuan PBB.
Organisasi bantuan yang bertanggung jawab atas kebutuhan dasar di Gaza UNRWA mengatakan bahwa para pengungsi Palestina mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang mereka kelola.