BERITA LOKAL

Pengiriman Sapi Pulau Sumbawa Diendus Ada Pungli, DPRD NTB Desak Lakukan Patroli

Mataram (NTBSatu) – Pengiriman sapi para peternak dari Pulau Sumbawa diwarnai adanya dugaan aktifitas pungutan liar (pungli). Dugaan itu timbul setelah beberapa masyarakat mengadukan adanya pungli ke anggota DPRD NTB.

“Saya dapat informasi dari masyarakat bahwa ada pungli kepada mobil atau truk pengangkut ternak,” tegas Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim kepada NTBSatu, Sabtu, 19 April 2025.

Mendengar kabar itu, Hamdan tak tinggal diam. Ia meminta Dinas Perhubungan Provinsi NTB melakukan patroli di sejumlah titik. Khususnya yang dilalui truk pengangkut ternak. Tidak hanya di pelabuhan.

“Untuk memastikan tidak ada pungli seperti yang beredar sekarang ini. Kalau ada, oknum yang terbukti melakukan pungli harus mendapat tindakan tegas,” ucapnya.

Selain menyoroti dugaan pungli, politisi Golkar ini juga mengimbau peternak agar tidak berbondong-bondong mengirim ternaknya. Maksudnya, untuk menghindari terjadinya antrean dan penumpukan.

IKLAN

Di sinilah, peran dinas perhubungan juga dibutuhkan. Mereka bisa mengatur lalu lintas pengiriman untuk menghindari penumpukan.

“Lalu lintas pengiriman lah yang harusnya Dishub atur. Kabupaten Bima berapa truk, Sumbawa berapa,” jelas Hamdan.

Senada, Anggota DPRD fraksi PKB, Akhdiansyah alias Guru To’i juga mendapat laporan yang sama. Berdasarkan laporan masyarakat, dugaan pungli terjadi selama dua kali. Pertama di jalur darat sepanjang Pulau Sumbawa ketika peternak membawa ternaknya menggunakan truk. Kemudian, untuk mempermudah ketika mereka masuk ke dalam kapal.

“Saya sudah koordinasi dengan Komisi II dan Komisi IV agar langsung mengambil reaksi ke kepala dinas masing-masing,” ucapnya kepada NTBSatu.

Ia tak mengetahui secara pasti siapa terduga pelaku pungli terhadap para peternak. Yang jelas, Guru To’i menerima laporan tersebut dari masyarakat.

“Kalau pengiriman, belum bisa masuk kapal. Karena keterbatasan transportasi,” ujarnya.

10 Ekor Sapi Meninggal

Terpisah, Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang tak menepis adanya informasi tersebut. Namun ia belum bisa memastikan kebenarannya.

“Saya sih belum deteksi. Ada laporan bahwa teman teman beberapa plang dimintai duit. Tapi kata mereka, bukan pungli tapi keikhlasan dari peternakan. Tapi saya belum dalami,” bebernya.

Kendati demikian, ia berharap jika pungli itu tidak terjadi di kalangan peternak. Karena mereka sebelumnya telah mengalami pembengkakan anggaran. Belum lagi biaya perawatan dan pinjaman bank.

“Apalagi di (Pelabuhan) Gili Mas (Lombok Barat). Bahkan Informasi yang saya terima sudah 10 ekor meninggal. Kondisinya sangat parah,” ucapnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button