Mataram (NTB Satu) – Demi terciptanya diskursus sastra yang mumpuni, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB sediakan berbagai literatur kritik sastra. Penyediaan tersebut diharapkan dapat mendorong minat dan bakat pemustaka dalam mengkritik karya sastra.
Pengunjung perpustakaan, Husnawati mengatakan, kampus tidak selalu menerangkan pembelajaran mengenai kritik sastra secara mumpuni. Oleh sebab itu, ia memilih untuk mendalami ilmu kritik sastra secara mandiri.
“Aku selalu merasa gelisah kalau terdapat pembelajaran yang tidak kumengerti. Salah satunya metode kritik sastra. Jadi, aku memutuskan untuk cari referensi sendiri,” ungkap mahasiswi asal Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, ditemui NTB Satu di Perpustakaan Daerah NTB, Senin, 23 Mei 2022.
Lebih lanjut, Husnawati menceritakan, telah meminjam buku Membaca dan Menilai Sastra karya A. Teeuw. Buku tersebut merangkum aneka metode kritik sastra beserta karya-karya sastrawan yang telah dikritik.
“Kritik sastra selalu menantang. Karena, kritik sastra terkadang bersifat objektif, dan dapat menjadi subjektif seketika. Aku senang karena Perpustakaan Daerah NTB sudah memfasilitasi orang sepertiku dengan sangat baik,” ujar Husnawati.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, Julmansyah M.Ap., mengatakan, berbagai fasilitas yang tersedia dapat diakses oleh seluruh pengunjung. Bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan daerah juga terus diperbarui. Setelah itu, dilakukan pendataan mengenai buku yang paling banyak dimininati.
“Buku-bukunya diganti terus. Peredaran bukunya juga berlangsung bagus dan tetap dikawal oleh para pegawai. Ada bahan bacaan yang cetak dan bahan bacaan non-cetak,” papar Julmanysah.
Julmansyah menerangkan, pelayanan mumpuni turut mendasari kepopuleran dan citra perpustakaan di kalangan masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa. (GSR)
