Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram bersiap untuk memulai uji coba pengoperasian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya pada akhir Mei 2024.
TPST modern ini diharapkan menjadi pusat pengolahan sampah yang efektif dan mampu menekan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Lombok Barat.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya mengatakan, uji coba ini kami targetkan mulai akhir Mei 2024.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan berbagai mesin dan peralatan pengolahan sampah beroperasi secara sempurna.
Pembangunan TPST modern Sandubaya yang menelan anggaran Rp19,9 miliar lebih dari pemerintah pusat ini telah mencapai 90 persen.
“Saat ini, fokusnya adalah pada pemasangan dan pemantapan berbagai mesin pengolah sampah, termasuk mesin pemilah sampah, mesin pencacah, alat pengolah sampah plastik, dan persiapan pengembangan maggot,” jelas Vidi
Berita Terkini:
- Banjir Bandang Terjang Pulau Sumbawa, Nestapa di Ujung Tahun 2024
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
- Kabid SMK Terjaring OTT Seret Nama Kadis Dikbud NTB
- Siswi SMAN 1 Mataram Bawa Tim Hockey Indonesia Juara Asia
- Banjir di Pulau Sumbawa, 4.850 KK Terdampak dan 316 Ekor Hewan Ternak Hanyut
Uji coba selama dua bulan ini akan menjadi masa evaluasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah teknis maupun non teknis dalam proses pengolahan sampah.
Jika tidak ada kendala, serah terima TPST modern dari pemerintah pusat ke Kota Mataram dapat dilakukan pada awal atau pertengahan Juni 2024.
“Untuk TPST modern Sandubaya semoga bisa mengolah sampah dari dua kecamatan, yaitu Cakranegara dan Sandubaya, dengan total volume mencapai 40-50 ton per hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Vidi mengatakan sampah organik yang dipilah dari rumah tangga dan di TPST dapat diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair.
“Harapannya, dengan beroperasinya TPST modern Sandubaya, volume sampah yang dibuang ke TPA dapat ditekan secara signifikan,” ujar Vidi. (WIL)