Mataram (NTBSatu) – Sektor FnB (food and beverage) menjadi salah satu andalan para pebisnis untuk meraup cuan.
Melihat potensinya yang besar, General Manager Lombok Epicentrum Mall (LEM), Salim Abdad mengatakan, pengusaha waralaba FnB berbondong-bondong untuk membuka gerainya di LEM.
“Sistem waralaba ini relatif lebih mudah dikembangkan bagi pengusaha dan potensi pasar konsumennya besar. Masyarakat NTB kan hobinya wisata kuliner, tentu ini jadi peluang menarik bagi para investor,” ucapnya pada NTBSatu, Kamis, 2 Mei 2024.
Ditemui usai peresmian salah satu gerai FnB yang menyajikan masakan Jepang, Salim menyebut trafik kunjungan rata-rata ke Lombok Epicentrum Mall mencapai 20.000 ribu per harinya.
“Kalau hari libur bisa lebih, tapi average nya kisaran angka itu,” imbuhnya.
Ia mengatakan, beragam outlet FnB telah tersedia di Lombok Epicentrum Mall ini, mulai dari masakan Asia hingga Eropa dengan label brand internasional maupun lokal yang sedang booming. Hal ini menjadikan Lombok Epicentrum Mall sebagai salah satu destinasi kuliner yang menjadi pilihan utama masyarakat NTB.
Berita Terkini:
- Balita di Bima Diduga Jadi Korban Malapraktik, Tangannya Terancam Diamputasi
- Gubernur Kaltim Sebut Dedi Mulyadi “Gubernur Konten”, Ini Respons KDM
- Dewan Kritik Keras Biaya Seleksi Pengurus Bank NTB Syariah, Pansel: Sudah Sesuai Regulasi
- Jadwal Libur dan Cuti Bersama Mei 2025, Catat Tanggalnya!
- Ekspose BPKP Tuntas, Jaksa Jadwalkan Periksa Ahli Pidana Kasus PPJ Lombok Tengah
“Iya, kita lihat Omah Cobek, Kampung Melayu, atau FnB lainnya yang mengusung konsep kuliner Nusantara, positioningnya cukup kuat. Tapi tidak melemahkan dengan FnB yang lain. Malah saling melengkapi,” ungkapnya.
Salim melanjutkan, hal ini tentunya dapat mendorong perekonomian, khususnya dalam hal peningkatan pendapatan daerah.
“Mudah-mudahan pendapatan daerah bisa meningkat dengan banyaknya FnB. Semoga saat sales call ke Jakarta makin banyak yang mau buka gerai disini,” katanya.
Tentunya, untuk mendukung kualitas layanan, pihaknya berharap ada penyesuaian infrastruktur pendukung untuk LEM yang dapat diperhatikan Pemkot Mataram.
“Lampu-lampu penerangan juga bisa menyesuaikan jam 10 mungkin baru bisa dimatikan. Agar masyarakat lebih nyaman dan aman,” tutupnya. (STA)