Mataram (NTBSatu) – Iran melancarkan serangan rudal ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024 malam waktu setempat.
Beredar kabar bahwa terdapat Warga Negara Indonesia (WNI) yang protes dan mempertanyakan tentang keamanan di Iran. Sebab, para WNI telah diminta keluar, tapi bandara-bandara di Iran sudah tutup.
Menanggapi soal ini, Jubir Kemenlu RI, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan, eskalasi konflik terjadi sangat cepat. Lalu Iqbal belum mengetahui soal jumlah WNI, baik yang berasal dari NTB yang terperangkap di Iran dan Israel.
Saat ini, Lalu Iqbal menerangkan pemerintah terus memantau perkembangan situasi.
“Kami juga berkoordinasi dengan masyarakat Indonesia di Iran maupun Israel,” ungkap Iqbal kepada NTBSatu, Minggu, 14 April 2024 malam.
Berita Terkini:
- Putra Presiden Erdogan dan Wakil Presiden Gibran Direncakan Hadir saat Fornas VIII 2025 di NTB
- Borok Toyang Lombok Timur Masuk 5 Terbaik Nasional Desa Perlindungan Pekerja Migran
- Mengenal Baoxia Liu: WN China Buronan FBI yang Dihargai Rp245 Miliar, Diduga Suplai Senjata Perang Iran-Israel
- Promo Diskon iBox, Harga iPhone 16 Pro Turun
Kendati demikian, Lalu Iqbal menjelaskan bahwa pihaknya melalui Direktur Perlindungan WNI dan tim tengah berupaya melakukan yang terbaik.
“Kami sedang melakukan komunikasi melalui via Zoom dengan WNI,” tandas Lalu Iqbal.
Sebelumnya, Timur Tengah kembali menjadi sorotan dunia setelah Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024 malam yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Tel Aviv.
Kedua negara terancam perang terbuka dengan mengandalkan senjata masing-masing.
Serangan drone Iran berisiko meningkatkan eskalasi regional karena Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan “kuat” kepada Israel.
Serangan Iran terjadi ketika proksi Teheran di Irak, Lebanon, Suriah dan Yaman melancarkan serangkaian serangan terhadap sasaran-sasaran Israel dan Barat sejak tanggal 7 Oktober, ketika Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan teror yang menghancurkan di Israel selatan, sehingga memicu serangan membabi buta Tel Aviv ke Gaza, Palestina. (GSR)