Mataram (NTBSatu) – Perum Bulog Wilayah NTB mengusulkan penyerapan beras petani lokal pada tahun 2024 sebanyak 120 ribu ton.
Wakil Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Ismed Erlando mengatakan, saat ini Bulog tengah bersiap untuk menggelar rapat koordinasi tahunan. Terkait target serapan beras atau gabah Bulog, ia mengatakan akan final setelah dilakukan rapat koordinasi Perum Bulog seluruh Indonesia.
“Target serapan sih belum turun dari Bulog pusat. Target bisa ditetapkan setelah Rakor. Tapi kita di NTB akan mengusulkan serapan beras sebesar 120 ribu ton tahun 2024 ini,” ucapnya, Rabu, 10 Januari 2024.
Untuk target serapan beras sebesar 12O ribu ton ini setara dengan 120 juta Kg. Jika target penyerapan sebesar 120 ribu ton beras berhasil direalisasikan, maka Bulog akan belanja hampir Rp1,2 triliun di NTB.
“Kalau 1 Kg beras mengacu ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp9.950. Atau jika Bulog menyerap dalam bentuk gabah dengan HPP Rp6.300/Kg GKG (Gabah Kering Giling), maka alokasi dana yang akan digunakan untuk belanja beras di NTB tahun 2024 ini sebesar Rp1,194 triliun,” jelas Ismed.
Berita Terkini:
- Pj. Gubernur NTB Ingatkan Pentingnya Memilih Produk yang Aman dan Berkualitas
- KPU NTB Tegaskan Hasil Pilkada 2024 yang Beredar Bukan Produk Resmi
- Pemprov NTB Siap Kolaborasi dengan BPOM Kawal Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo
- Lulusan SMK Sumbang Angka Pengangguran Tertinggi, Pemprov NTB Gencarkan Program PePaDu Plus
Tentunya, nominal tersebut bukanlah jumlah kecil dan berdampak positif bagi kesejahteraan petani.
“Bayangkan, sebesar ini uang yang akan bergerak di NTB, hanya dari Bulog saja,” imbuh Ismed.
Terkait rencana usulan target pembelian beras/gabah ini, ternyata lebih rendah dari target tahun 2023 sebesar 155 ribu ton. Hal ini dikarenakan proyeksi masa panen yang mundur karena mundurnya masa tanam akibat cuaca ekstrem.
“Ketika panennya mundur, pembelian pada akhir tahun ini bisa mundur ke tahun berikutnya lagi. Makanya usulan target ini kita sesuaikan,” terangnya.
Bumi Gora dikenal sebagai salah satu produsen beras dan lumbung beras nasional. Harapannya, produksi tahun ini tetap optimal dan terhindar dari gagal panen.
“Dengan produksi padi yang optimal, tentu Bulog juga dapat melakukan serapan padi/gabah secara optimal untuk mendukung stabilitas harga dan cadangan pangan di dalam negeri,” pungkasnya. (STA)