Mataram (NTBSatu) – Pemprov NTB secara tegas menolak masuknya beras impor masuk daerah ini. Hal itu sebagai upaya menjaga kestabilan harga gabah hasil produksi dari petani lokal saat panen raya nantinya.
Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengatakan, stok beras di NTB masih banyak. Sebagaimana penjelasan Bulog NTB sebelumnya, stok beras di NTB masih cukup untuk kebutuhan lima bulan ke depan.
“Jadi tidak perlu kita menerima beras impor,” kata Gita Ariadi, Selasa, 24 Oktober 2023.
Meski sedang dilanda kekeringan akibat fenomena El Nino. Petani di beberapa wilayah NTB masih bisa menanam padi, berkat adanya sejumlah bendungan yang dapat menampung air untuk kebutuhan bertani.
Berita Terkini:
- Kemnaker Soroti PHK Massal di ANTV: Demokrasi dan Hak Pekerja dalam Bahaya
- Ketua Relawan Zul Suhaili Milenial Ucapkan Selamat kepada Iqbal – Dinda, Ajak Kawal Kebijakan Gubernur Terpilih
- Banjir Bandang Terjang Pulau Sumbawa, Nestapa di Ujung Tahun 2024
- Penetapan NTB sebagai Tuan Rumah PON 2028 Masih Tunggu SK Kemenpora
“Petani kita sangat semangat untuk berproduksi, ini bagus sudah, jadi masyarakat kita dengan bendungan yang besar mampu menghasilkan pangan, kalau pangan terjaga, pikiran menjadi tenang,” jelasnya.
Di samping kebutuhan beras yang dirasa cukup, justru harga beras terus mengalami kenaikan. Tercatat, per hari Selasa, 24 Oktober 2023, harga beras medium berada di angka Rp10.900 – Rp14.000. Sedangkan harga beras premium Rp15.000 per kilogram.
Gita Ariadi tak menapik, harga beras sekarang memang mengalami kenaikan. Untuk itu, pihaknya akan gencarkan gerakan pasar murah sampai akhir tahun ini.