Mataram (NTB Satu) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nusa Tenggara Barat (DLHK NTB) terus menggencarkan program bakti stunting jelang akhir jabatan Gubernur NTB dan Wakil Gubernur NTB. Program ini sebagai upaya mendukung Pemerintah Provinsi NTB dalam mengurangi angka stunting.
Program Bakti Stunting merupakan kegiatan pembinaan dari Pemprov NTB melalui seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
DLHK NTB sejauh ini sudah melakukan bakti stunting di Desa Jerowaru, Sukaraja, dan sekitarnya. Kegiatan bakti stunting tersebut sudah berjalan selama tiga bulan.
“Sudah berjalan 3 bulan, sejak bulan Juli hingga September, dan juga Bu Wakil Gubernur sudah menentukan daerah mana saja yang harus dijangkau oleh masing masing OPD, walaupun di akhir jabatan, kita harus tetap semangat,” kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Samsudin, S.Hut., M.Si., Jumat, 18 Agustus 2023.
Baca Juga:
- Dipaksa Menikah, Gadis 18 tahun Asal Sumba Nekat Kabur ke Bima
- Bantah Klaim JRP Pagar Laut Inisiatif Nelayan, Johan Rosihan: Hentikan Adu Domba Rakyat
- Fahri Hamzah: Jepang Tertarik Investasi Program 3 Juta Rumah
- Presma Ummat Terpilih Dukung Sikap Tegas Rektor Pecat Pejabat Teras Kampus yang Berbuat Amoral
Selain itu, program bakti stunting ini juga mendapat dukungan dari beberapa pihak setempat, seperti Posyandu, Puskesmas, dan lainnya.
“Untuk anggaran juga selain dari Pemprov, kami juga mendapatkan dukungan antar mitra, seperti posyandu, puskesmas, dan kami bekerja sama dengan mereka untuk terus memantau sejauh mana progres dari bakti stunting di wilayah setempat,” jelasnya.
Ia juga menambahkan terkait pembinaan bakti stunting tersebut idealnya dilakukan minimal selama tiga bulan.
“Sesuai dari arahan bimbingan dari Dinas Kesehatan NTB, minimal melakukan pembinaan selama 3 bulan. Jika tidak ada perkembangan maka harus dilanjutkan, dan akan kami terus pantau tentunya,” pungkasnya. (WIL)