Mataram (NTB Satu) – Antusiasme masyarakat NTB, khususnya Pulau Lombok sangat tinggi melihat benda bersejarah yang dikembalikan Pemerintah Belanda. Benda-benda tersebut merupakan benda milik Kerajaan Cakranegara yang dirampas saat Perang Lombok tahun 1894.
Namun, untuk sementara ini benda bersejarah tersebut akan disimpan di Museum Nasional dan tidak menutup kemungkinan untuk dipamerkan di NTB. Sebab, benda-benda itu dapat menunjukkan kualitas kebudayaan dan peradaban untuk menambah wawasan masyarakat.
Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, SH., MH., menjelaskan, dalam pertemuannya dengan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, Selasa, 25 Juli 2023, pihak kementerian berjanji melakukan pameran tersebut di NTB.
“Masyarakat NTB selama satu bulan ini sangat berharap bahwa benda yang dikembalikan Belanda itu bisa dipamerkan, disaksikan secara langsung. Akhirnya saat rapat hari Selasa kemarin, Pak Dirjen berjanji akan berusaha untuk mengadakan pameran itu di NTB. Sifatnya pameran ya dan tidak harus ditempatkan di Museum Negeri NTB,” terangnya, Jumat, 28 Juli 2023.
Atas kepastian yang disampaikan Dirjen Kebudayaan tersebut, Kata Alam, pihaknya sangat siap untuk bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk mempersiapkan pameran itu.
“Kami sangat siap bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk menampilkan benda-benda bersejarah Lombok yang dikembalikan Belanda kepada masyarakat. Sebab, peninggalan itu menunjukkan kualitas kebudayaan, kualitas peradaban kita. Dengan harapan masyarakat NTB bisa melihat peninggalan sejarah dan peradabannya,” lanjutnya.
Selain itu Alam juga berharap, saat pameran itu diadakan dapat menjadi momentum baru bagi pariwisata NTB dengan hadirnya konsep wisata kebudayaan atau heritage tourism.
“Sehingga konsep pariwisata di NTB lengkap. Yang sudah ada itu kan, halal tourism sama sport tourism, tambah lagi sama heritage tourism. Mudah-mudahan, dengan konsep ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke NTB,” harapnya.
Terkait kesiapan Museum Negeri NTB untuk mengadakan pameran itu, Alam memaparkan, akan menyesuaikan dengan standar yang dilakukan oleh Museum Nasional.
“Pihak Museum Nasional dan kementerian nanti yang akan menyelenggarakan karena berada di naungan benda bersejarah negara. Kami menjadi supporting staff disini sehingga proses pelaksanaannya sesuai standarnya dari Museum Nasional,” tuturnya.
Oleh karena itu, untuk menyesuaikan dengan standar Museum Nasional, pihaknya akan melaporkan kepada pimpinan daerah, dalam hal ini Kepala Dinas Dikbud NTB dan Gubernur NTB.
“Kalau kami perlu peningkatan kembali, dari segi sarana fasilitas, keuangan, dan sumber daya manusia. Ketiganya ini terkait dengan standar pengamanan, standar operasional prosedur, sehingga menjadi pertimbangan apa sudah sesuai standar atau bagaimana. Kalau bisa juga, kami berharap dapat dibangunkan gedung baru di parkiran timur, karena untuk gedung ini sendiri usianya 41 tahun,” tutupnya. (JEF/*)