Daerah NTB

DPR RI Khawatir Polemik PT. Amman Mineral Picu Gelombang Protes Tambang Lain

Mataram (NTB Satu) – Polemik masalah dana Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM), lingkungan, sosial hingga ketenagakerjaan PT. Amman Mineral didesak DPR RI segera dituntaskan. Caranya, diawali dengan keterbukaan dan pembenahan. Jika dibiarkan berlarut, DPR RI khawatir akan memicu gelombang protes susulan di perusahaan tambang lainnya di seluruh Indonesia.

Dampak negatif persoalan di PT. Amman Mineral bisa jadi trigger atau pemicu kelompok kelompok baru di perusahaan tambang lain yang punya kesamaan masalah. Apalagi jika persoalan ini terus berlarut.

“Kalau ini lanjut sampai akhir Januari, kemudian lanjut terus Februari, saya khawatir akan terjadi gelombang besar ke tambang tambang lain. Apa yang terjadi di Sumbawa, jadi trigger perlawanan tempat lain, ada 4.000 perusahaan tambang lho di Indonesia,” tegas Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu.

Karena bukan tidak mungkin berimplikasi ke tempat lain sebagaimana yang dialami PT. Aneka Tambang. Di mana sebagian konsesi akhirnya dikuasai oleh masyarakat lokal. “Masyarakat menambang secara legal di area Aneka Tambang, itu yang terjadi. Dan sekarang, kami juga sedang advokasi masalah sama di Pongkor Jawa Barat,” beber Adian.

Taktik PT Amman dalam menyelesaikan masalah justeru dilihatnya tidak memakai pendekatan solutif. Sehingga jika energi dan biaya dihabiskan tapi tidak menyelesaikan masalah, maka akan jadi sumber masalah baru atau bahkan berkepanjangan. Padahal yang dilihatnya, persoalan jadi sederhana jika pihak PT. AMNT mau terbuka dengan informasi dan data data.

“Kalau mau baik baik, buka data. Sederhana sebenarnya. Dibanding pejabat pejabat di sana, semua sudah didapat, fasilitas dan kemudahan lain. Nah, sedangkan rakyat di KSB apa yang kalian dapat dari alam di sana, minta dikompensasikan dengan hidup mereka yang lebih layak,” kritik Politisi PDI Perjuangan ini.

Dia kemudian menyarankan kepada manajemen PT. AMNT untuk serius identifikasi masalahnya secara internal. Jika ada pimpinan pada manajemen tertentu yang jadi pemicu dugaan sengkarut CSR dan ketenagakerjaan, maka layak untuk dipecat.

“Ini masalah sebenarnya keinginan siapa?, harus ada identifikasi. Supaya lebih dalam lagi. Kalau ini keinginan managerial saja, kenapa sampai saat ini tidak ada yang dihentikan?.
Kalau ada manager yang tidak bener, Amman bisa pecat. Jangan lempar sana sini, oper masalah sana sini,” ujar Adian berapi api.

Aktivis gerakan penggulingan Soeharto pada Mei 1998 ini juga tidak khawatir jika desakan PT. AMNT ditutup akhirnya terealisasi. Baginya tidak akan ada problem baru ketenagakerjaan, karena ada puluhan investor lain yang akan antre mengelola lubang tambang di Maluk KSB itu. Investor yang dianggap lebih serius mengelola material emas dan tembaga, sekaligus akan menghamburkan CSR demi kepentingan masyarakat. Adian mengkalkulasi secara sederhana. Jika Rp230 Miliar CSR PT. AMNT untuk memberikan beasiswa, maka satu sarjana akan dibiayai Rp300 Juta, maka tahun ketiga akan ada 1000 lebih sarjana dari KSB. “Itu dahsyat sekali,” sebutnya.

Sementara terhadap Amanat KSB, kelompok kelompok yang melakukan gerakan saat ini, ia meminta untuk tetap konsisten dengan jalur perjuangan demi kepentingan warga KSB dan NTB umumnya. Tuduhan tuduhan gerakan yang ditunggangi, anggap sebagai angin lalu.

“Ndak usah perduli dengan omongan orang. Memang, kalau kalian bergerak, ada yang untung dan ada yang rugi. Toh kalau kalian diam, tetap ada juga yang untung dan dirugikan,” pungkasnya. (HAK)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button