Kesehatan

Sirup Obat Berisiko Mengandung Cemaran EG dan DEG Tak Terdaftar di Indonesia

Mataram (NTB Satu) – Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat dibuat khawatir dengan penyakit ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) yang menyerang ratusan anak-anak di Indonesia. Kemudian diduga, penyebab timbulnya penyakit tersebut adalah sirup obat untuk anak yang berisiko mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang diproduksi oleh Meiden Pharmaceuticals Limited, India.

Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM.MARS mengatakan bahwa produk sirup obat untuk anak yang berisiko mengandung cemaran EG dan DEG yang diproduksi oleh Meiden Pharmaceuticals Limited itu tidak terdaftar di BPOM RI, dan tidak terdaftar di Indonesia. Untuk itu masyarakat diminta tetap tenang.

Ia mengatakan, BPOM tentunya telah melakukan pengawasan secara komprehensif terhadap produk obat yang beredar di Indonesia, demikian juga di NTB. Masyarakat sebagai konsumen diharapkan tetap waspada serta senantiasa menggunakan produk obat yang terdaftar dari sumber resmi.

“Tentunya kita tetap waspada dan menggunakan produk obat yang terdaftar dari sumber resmi, untuk memastikan keamanan dalam penggunaan produk obat, menggunakan obat sesuai aturan pakai, membaca dengan seksama peringatan dalam kemasan, serta menghindari penggunaan obat sirup yang sudah disimpan lama,” kata dr. Fikri kepada NTB Satu, Rabu 19 kemarin.

Ia juga menyampaikan pentingnya berkonsultasi dengan dokter, apoteker atau tenaga kesehatan dalam penggunaan obat, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Saat ini Kemenkes tengah melakukan investigasi terkait penyebab terjadinya gagal ginjal akut yang juga menjadi isu kesehatan belakangan ini,dan diharapkan dapat segera diketahui penyebabnya dan dapat segera ditangani,” tambanya.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB kata dr. Fikri terus berkoordinasi dengan Kemenkes maupun BPOM, dan akan terus mengupdate perkembangan hasil analisa produk obat.

Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) didefinisikan sebagai penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN) dan atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urin.

Gagal ginjal akut diketahui menyerang anak dengan di rentang usia 6 bulan-18 tahun, paling banyak terjadi pada balita. Dengan gejala awalnya berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA, gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Pada kondisi seperti sudah fase lanjut dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat

Menurutnya, di Indonesia gagal ginjal akut pada anak ini telah terjadi pada awal tahun 2022, namun baru mengalami peningkatan pada bulan September. Tentunya antisipasi telah dilakukan. Sementara di Provinsi NTB, sejuah ini belum ada laporan terkait gagal ginjal akut tersebut.

“Di NTB pantauan kami sampai hari ini belum ada laporan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Based Surveillance (SKDREBS)/ Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) yg harus dilaporkan faskes dalam waktu kurang dari 24 jam,” terangnya.

Sebagai informasi tambahan untuk diagnosis penyakit gagal ginjal akut pada anak diawali dengan mengamati gejala dan tanda klinis yang dialami pasien, salah satunya terjadi penurunan jumlah buang air kecil atau tidak ada sama sekali buang air kecil.Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi/penyaringan ginjal yg ditandai peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia dan/atau penurunan sampai tidak ada sama sekali produksi urine.

“Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam saat siang hari, segera bawa anak anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di Faskes seperti RS dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, evaluasi kemungkinan etiologi dan komplikasi,” ujarnya.

Seperti diberitakan sejumlah media nasional, hingga saat ini sebanyak 37 pasien meninggal diduga akibat penyakit gagal ginjal akut misterius yang terjadi di puluhan provinsi di Indonesia.(GSR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button