Pemerintahan

Dituding Berbohong soal Listrik Aceh Nyala 93 Persen, Bahlil Akhirnya Minta Maaf

Mataram (NTBSatu) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menghadapi tekanan publik, setelah laporannya kepada Presiden soal pemulihan listrik Aceh yang disebut mencapai 93 persen tidak sesuai kondisi lapangan. Warga yang terkena dampak banjir menilai klaim tersebut jauh berbeda dari kenyataan, karena banyak wilayah masih gelap.

Pemilik akun TikTok @cutbul_asli yang merupakan warga Aceh menunjukkan, kondisi rumahnya yang masih gelap. Ia menegaskan, suasana di sekitar tempat tinggalnya tetap tanpa penerangan dan jauh berbeda dari laporan Bahlil kepada Presiden.

“Bisa-bisanya lu ngeprank presiden ya, dengan bilang hidup lampunya berapa puluh persen,” ungkap perempuan dalam video tersebut, mengutip TikTok @cutbul_asli, pada Rabu, 10 Desember 2025.

Ia lalu memperlihatkan suasana malam di sekitar rumahnya yang tetap gelap gulita, tanpa satu pun cahaya yang mampu menerangi lingkungan tersebut. “Liat nih, ini teman-teman cahaya ilahi atau cahaya PLN? Coba lihat nih, liat kegelapan,” ujarnya.

Perempuan itu juga menyampaikan kekesalannya terhadap laporan Bahlil, yang menurutnya menyesatkan Presiden Prabowo. “Pak Prabowo tolong jangan terlalu didengarkan menteri-menteri yang tidak ada otaknya,” tambahnya.

Bahlil Minta Maaf

Setelah video tersebut menyebar luas dan menuai reaksi keras masyarakat, Bahlil Lahadalia akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Ia mengakui, pemulihan listrik Aceh belum mencapai target 93 persen seperti penyampaiannya sebelumnya.

Ia menjelaskan, timnya menghadapi hambatan besar dalam memulihkan jaringan listrik karena longsor serta banjir mengganggu berbagai infrastruktur penting. Kondisi itu membuat proses perbaikan berjalan lebih lambat dari perkiraan awal.

“Saya yakin dan percaya pasti masih banyak kekurangan. Pasti masih terjadi hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan terjadi di lapangan,” ujar Bahlil, mengutip Kompas.com, Rabu, 10 Desember 2025.

Ia kembali menegaskan, kesiapannya untuk mendorong percepatan pemulihan kelistrikan di Aceh. “Karena itu, sebagai pemerintah juga ikut prihatin yang sedalam-dalamnya. Kalau ada yang memang belum maksimal kami memberikan pelayanan, kami memohon maaf,” lanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo menanyakan langsung perkembangan pemulihan listrik kepada Bahlil saat meninjau jembatan bailey di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Minggu, 7 Desember 2025. Pertanyaan itu muncul setelah Presiden melihat kondisi masyarakat yang masih membutuhkan akses listrik, untuk mendukung aktivitas pascabencana. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button