Mataram (NTB Satu) – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Heru Saptaji terus menggencarkan kampanye sistem pembayaran secara digital melalui fasilitas QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Kampanye dilakukan dari ritel besar, hingga ke pedagang lapak.
Seperti halnya yang dilakukan Rabu 31 Agustus 2022. Orang nomor satu di Bank Indonesia NTB ini berbelanja di warung kecil yaitu warung Hj. Rohiman, di Jalan Majapahit samping Kantor Dinas ESDM Provinsi NTB.
Heru Saptaji dan jajarannya ikut membaur bersama pembeli-pembeli lainnya untuk bersantap siang. Untuk pembayarannya, dilakukan secara non tunai menggunakan fasilitas QRIS dari Bank NTB Syariah yang sudah tersedia disana.
Bank Indonesia saat ini tengah memassifkan edukasi tentang sistem pembayaran non tunai melalui QRIS. Heru menyampaikan, gaya hidup masyarakat saat ini sudah mengalami perubahan yang cukup drastis. Termasuk dalam hal sistem pembayaran. Kebiasaan membawa uang tunai perlahan-lahan terkikis. Karena sistem pembayaran sudah bisa dilakukan secara digital, didukung oleh aplikasi yang tersedia di ponsel.
Heru mengatakan, digitalisasi ekonomi sedang berkembang. Di dalamnya menyediakan kemudahan. Salah satunya QRIS. Karena itu, pedagang lapak sekalipun didorong familiar dengan perubahan gaya hidup masyarakat saat ini.
Menyediakan fasilitas QRIS sebagai salah satu metode pembayaran secara otomatis menyediakan kemudahan bagi banyak orang. Pengalaman juga sudah membuktikan kata Heru, menggunakan transaksi yang berbasis digital, tidak pernah menurunkan omzet.
“Semua transaksi yang berbasis digital, omzetnya arahnya meningkat. Bicara angka nasional, kegiatan transaksi digital pertumbuhannya luar biasa. Mencapai 100 persen lebih. Di NTB, angka terakhir juga meningkat rata – rata 23,4 persen,” ujarnya.
Angka pertumbuhan transaksi digital ini harus terus ditingkatkan di NTB. Pedagang pasar sudah mulai didekatkan dengan QRIS, pembayaran parkir sudah bisa menggunakan QRIS, untuk pembayaran pajak kendaraan juga sudah bisa dilakukan melalui QRIS. Harapannya, QRIS bisa sesuatu yang biasa di warung-warung kaki lima.
“Karena QRIS ini bukan untuk segmen eksklusif, QRIS ini arahnya untuk membuat akses keuangan semakin inklusif. Siapapun bisa menggunakan transaksi yang berbasis QRIS. Semua orang sudah punya handphone, pembayaran apapun sudah bisa lewat handphone,” imbuhnya.
Pembayaran dengan QRIS tidak lagi harus menyediakan uang kembali, tidak lagi khawatir dengan uang palsu, nilai transaksinya ril. Transaksi lebih cepat, dan tentunya tidak lagi ribet. Juga lebih aman tanpa khawatir jambret, pencurian, bahkan rampok. Untuk itu, Bank Indonesia juga mendorong edukasi QRIS dilakukan juga secara massif oleh lembaga-lembaga keuangan.
“Kita ketahui, belum banyak pedagang lapak yang paham caranya memanfaatkan fasilitas QRIS ini. Karena itu, kita dorong juga perbankan jemput bola. Turun ke pedagang-pedagang lapak untuk memfasilitasi QRIS dan mengedukasi cara menggunakannya,” demikian Heru Saptaji. (ABG)