Lombok Timur

Banjir di Lombok Timur Timbulkan Kerugian Rp15 Miliar

Mataram (NTBSatu) – Bencana banjir yang menerjang Kabupaten Lombok Timur pada Rabu, 19 November 2025, menyebabkan sekitar 150 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan satu jembatan penghubung putus.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Ahmadi mengatakan, proyeksi kerugian akibat dampak bencana banjir ini mencapai sekitar Rp15 miliar.

Hitungan kasar BPBD NTB, kerugian per keluarga diperkirakan mencapai Rp3 juta. Kemudian, dikalikan dengan jumlah KK terdampak.

“Kalau kali kan Rp3 juta aja per KK, kan udah hampir Rp15 miliaran lah,” kata Ahmadi, Jumat, 20 November 2025.

Angka ini, lanjut Ahmadi, berdasarkan hitungan kerusakan yang masyarakat terdampak alami. “Seperti kerusakan tembok rumah, atau ada mobil dan dapur warga terendam,” ujarnya.

Kedalaman jembatan yang putus tersebut, katanya, mencapai 15 meter dengan panjang mencapai 20 meter. Jembatan itu merupakan satu-satunya penghubung Desa Jeringo dan Desa Perigi.

Kerusakan ini, tambah Ahmadi juga berdampak pada beberapa program yang turut tersendat, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak bisa tersalurkan ke sejumlah sekolah karena putusnya jembatan.

Untuk itu, ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur selaku pihak yang memiliki kewenangan untuk segera melakukan perbaikan darurat.

Selain di Lombok Timur, sejak awal bulan November 2025, bencana alam banjir menerjang sejumlah daerah di NTB. Seperti Lombok Tengah, Kabupaten Bima, Dompu, dan Kota Mataram. Deretan bencana banjir di sejumlah daerah ini menyebabkan NTB menetapkan status siaga bencana.

Peringatan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat NTB waspada curah hujan tinggi, pada awal Desember 2025 hingga Februari 2026.

Prakirawan Ahli Muda BMKG Zainudin Abdul Madjid, Dhian Yulie Cahyono mengatakan, puncak musim hujam akan terjadi pada tiga bulan tersebut. Hujan akan terjadi merata di seluruh kawasan NTB, di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

“Puncaknya perlu diwaspadai, puncak hujan akan terjadi di bulan Desember, Januari, Februari,” ujarnya.

Dalam beberapa hari ini, akan terjadi curah hujan sedang terutama di daerah Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, hingga Sumbawa bagian utara. “Pantauan tertinggi di bagian situ untuk hari ini,” lanjutnya.

Keesokan harinya, curah hujan akan bergeser hanya di Pulau Lombok, dari Lombok Timur hingga Lombok Utara. Kemudian pada hari Sabtu, curah hujan cenderung menurun. Pada 10 hari terakhir bulan November, curah hujan akan mulai menyeluruh. Kemudian puncaknya pada Desember, Januari, dan Februari.

Meski mulai menyeluruh, intensitas hujan di NTB akan bergantian antara di Pulau Lombok dan Sumbawa. Alasan curah hujan di NTB tidak merata, lanjut Dhian, akibat kondisi tofografi provinsi ini yang beragam.

“Disebabkan juga oleh gerak semu matahari, tapi yang menarik itu kondisi tofografi di NTB yang bervariasi,” terangnya. (*)

Muhammad Yamin

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button