Indonesia Siapkan 20 Ribu Prajurit TNI untuk Misi Perdamaian di Gaza
Jakarta (NTBSatu) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah memastikan, sebanyak 20.000 personel TNI telah disiapkan untuk mendukung misi perdamaian di Jalur Gaza, Palestina.
Seluruh pasukan tersebut memiliki kompetensi dan pengalaman dalam menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Freddy menjelaskan, ribuan personel tersebut telah terbiasa menjalankan misi di dalam maupun luar negeri. Termasuk misi kemanusiaan dan penugasan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Personel tersebut berasal dari satuan yang rutin menjalani pelatihan OMSP dan misi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Sehingga kemampuan dasar, interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan operasi di berbagai medan sudah terbentuk,” ujar Freddy dalam keterangan resminya mengutip Senin, 17 November 2025.
Ia mengungkapkan, pasukan yang akan berangkat terdiri dari tenaga kesehatan dan prajurit satuan Zeni yang bertugas dalam pembangunan konstruksi. Fokus tugas pasukan tersebut adalah membuka layanan kesehatan bagi warga terdampak perang, serta membangun infrastruktur umum.
“Kita siapkan seperti fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan darurat medis, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi Zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi,” jelasnya.
Hingga kini, TNI masih menunggu persetujuan resmi dari Pemerintah Indonesia serta PBB sebelum melakukan pengiriman personel untuk misi perdamaian di Gaza
Izin Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan), Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, terdapat dua mekanisme untuk memperoleh izin pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza.
“Ada dua alternatif. Alternatif pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ungkap Sjafrie.
Menurutnya, Indonesia memiliki rekam jejak panjang dalam kerja sama dengan PBB terkait misi perdamaian di berbagai negara, seperti Afrika dan Lebanon.
Untuk memperoleh persetujuan, dibutuhkan pendekatan antar kepala negara serta komunikasi diplomatik untuk mendapatkan kesepakatan internasional. Selain itu, Indonesia juga memerlukan dukungan dari negara yang memiliki peran strategis dalam isu Gaza.
“Bagi negara-negara Arab, yaitu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, kalau itu menyatakan silakan, maka Indonesia dengan senang hati akan terlibat,” kata Sjafrie.
Ia menambahkan, dukungan dari Israel juga menjadi faktor penentu. “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten dalam permasalahan ini,” tegasnya. (*)



