Mataram (NTB Satu) – Solidaritas daerah muncul dari NTB setelah sanksi larangan kibarkan bendera merah putih dijatuhkan kepada Indonesia. Sanksi itu kini terancam merembet ke Sirkuit Mandalika untuk semua event internasional, tidak hanya World Superbike (WSBK) dan MotoGP.
Jika ada atlet Indonesia yang mampu lolos hingga finish di urutan 1,2 dan 3, maka lagu kebangsaan Indonesia Raya dilarang dikumandangkan bersamaan dengan pelarangan berkibarnya bendera merah putih.
Sebagai korps yang paling getol merawat nasionalisme, pihak TNI berharap persoalan ini segera ditemukan solusinya.
Bagi Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, merah putih dan prestasi olahraga itu adalah harga diri bangsa. Maka ketika ada atlet sabet juara di level internasional di Sirkuit Mandalika, maka sangat disayangkan jika bendera dan lagu kebangsaan dilarang diputar.
Apalagi WSBK dan MotoGP menjadi event dunia terbesar pertama di NTB khususnya, meski tidak ada tampil atlet Indonesia yang berpeluang juara, tapi setidaknya sang saka merah putih bisa berkibar di sekitar area sirkuit.
“Sebab event ini terbesar pertama dilaksanakan di NTB. Suatau kebanggaan dan kehormatan bagi kita. Di mana merah putih adalah marwah kita,” ujar Danrem.
Namun terkait persoalan sanksi World Anti Doping Agency (WADA), Danrem menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah pusat melalui Kemenpora untuk proses penyelesaian masalah.
Hanya saja, ia mewakili masyarakat NTB sangat berharap keberadaan bendera Indonesia tetap bisa dikibarkan di wilayah sendiri.
“Kaitan dengan masalah WADA sedang diurus oleh Kemenpora dan unsur terkait. Mudah mudahan dalam waktu dekat dapat terselesaikan,” harapnya.
“Dalam pelaksanaan WSBK, bendera kita berkibar di Mandalika,” pungkasnya. (HAK)