Tersisa Dua Bulan, Realisasi Investasi NTB Belum Capai Target
Mataram (NTBSatu) – Menjelang akhir tahun 2025, catatan realisasi investasi Provinsi NTB belum mencapai target yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI sebesar Rp61,09 triliun.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat, realisasi investasi NTB sepanjang Januari hingga September 2025 baru mencapai Rp48,98 triliun. Persentasenya, 80,18 persen dari target nasional.
Meski belum capai target nasional, tetapi tingkat regional NTB, jauh lebih baik dari pencapaian sebelumnya.
Sebab, terjadi peningkatan pada periode Juli-September 2025, nilai investasi yang terealisasi mencapai Rp20,17 triliun.
”Capaian tersebut mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap iklim investasi di NTB yang semakin kondusif,” kata Kepala DPMPTSP NTB, Irnadi Kusuma, Kamis, 30 Oktober 2025.
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mendominasi kontribusi investasi dengan nilai Rp16,29 triliun.
Di posisi kedua terdapat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan nilai Rp1,26 triliun, menyusul sektor perindustrian sebesar Rp 955 miliar.
Dari sisi wilayah, Kabupaten Sumbawa Barat masih jadi langganan. Daerah paling muda ini mencatat realisasi investasi tertinggi sebesar Rp15,65 triliun.
Kemudian, Kabupaten Lombok Tengah dengan Rp2,36 triliun, dan Kabupaten Lombok Utara sebesar Rp 489 miliar.
“Data tersebut menunjukkan pemerataan investasi di NTB terus berkembang, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Irnadi, aktivitas investasi selama triwulan III 2025 juga menyerap 4.686 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di berbagai sektor dan wilayah.
Selain itu, terdapat 230 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di NTB, terutama pada bidang-bidang yang membutuhkan keahlian teknis dan profesional khusus.
“Seluruh TKA tersebut tercatat telah memenuhi ketentuan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku,” ujarnya.
Pemprov terus berupaya meningkatkan iklim investasi di NTB. Salah satunya terus memperkuat pelayanan perizinan berbasis OSS RBA, mendorong kemudahan berusaha, dan memperluas promosi potensi unggulan daerah.
“Harapannya, target investasi tahun 2025 sebesar Rp 61,09 triliun dapat tercapai bahkan terlampaui,” tutupnya. (*)



