Mataram (NTB Satu) – Istilah sekolah favorit mesti diakui masih melekat di pandangan masyarakat, termasuk di Kota Mataram. Biasanya, yang dianggap sekolah favorit itu adalah sekolah yang berada di tengah-tengah kota, sehingga sekolah yang berada di pinggiran kerap kali kurang diminati.
Terkait kondisi itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, Yusuf pada pertengahan pekan ini mengatakan akan merotasi guru-guru yang berasal dari sekolah yang dianggap bagus atau favorit menuju sekolah pinggiran. Dengan demikian diharapkan kualitas pendidikan semakin merata.
Rencana tersebut saat ini diakui masih pada proses pendataan guru maupun murid di setiap sekolah.
“Sekarang dinas sedang melakukan pendataan, sedang turun ke semua sekolah di Kota Mataram. Kita sesuaikan dengan jumlah guru yang terdata di Dapodik. Di sana kita tau berapa jumlah guru yang dibutuhkan di setiap sekolah,” ujar Yusuf.
Hal itu juga diupayakan untuk mencegah guru mencari jam ajar tambahan sendiri, yang diakui Yusuf masih banyak terjadi saat ini.
“Sekarang masih ada guru yang mencari jam tambahan sendiri, kita tidak ingin seperti itu, karena mereka sudah bersertifikat pendidik. Makanya kita ingin dari Dinas Pendidikan yang melakukan distribusi itu,” terang Yusuf.
Untuk identifikasi jumlah guru yang berprestasi, akan dilihat dari rekam jejak yang sudah ada, seperti seberapa sering guru tersebut melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kualitas mengajarnya.
Untuk skema pendistribusian akan dimulai dengan status guru yang bersertifikat pendidik, lalu guru negeri, dan terakhir guru honorer.
Menurutnya, dengan adanya skema zonasi dalam penerimaan peserta didik baru, secara otomatis menghapus istilah sekolah favorit tersebut, karena para siswa hanya diperbolehkan masuk ke sekolah yang berada di lingkungannya. Hanya saja memang, masih ada ketimpangan dalam jumlah maupun kualitas pengajar di setiap sekolah. (RZK)
