Kasus Tinggi, Pemkab Sumbawa Bentuk Desa Siaga TBC di Tiga Kecamatan

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Tingginya jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sumbawa menjadi alarm serius bagi dinas kesehatan.
Hingga saat ini, tercatat 575 kasus TBC. Namun, angka ini masih berada di bawah estimasi nasional yang memproyeksikan sekitar 750 kasus.
Menanggapi hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa bersiap meluncurkan program Desa Siaga TBC sebagai strategi mempercepat penemuan kasus dan memastikan pengobatan berjalan hingga tuntas.
Program ini akan mulai di tiga kecamatan, masing-masing dengan satu desa sebagai proyek percontohan.
“Rapat hari ini (kemarin, red) yang kita lakukan di lantai 1 itu dalam rangka membentuk Desa Siaga TBC. Kita masih akan menggerakkan tiga kecamatan saja dulu untuk memulai,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Sarip Hidayat, SKM., MPH., Rabu, 1 Oktober 2025.
Sarip menjelaskan, dalam pelaksanaan program ini pihaknya akan melibatkan berbagai elemen masyarakat di desa. Mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga warga biasa.
Mereka akan berada dalam satu tim bernama Tim Pahlawan TBC. Bekerja sama dengan petugas Puskesmas untuk melakukan pendampingan dari tahap penemuan kasus hingga pengobatan pasien.
“Kita ingin nantinya ada tim yang dibentuk di tingkat desa untuk mendampingi dari sisi penemuan maupun pengobatan sampai selesai,” jelasnya.
Banyak Kasus TBC di Sumbawa Tidak Terlaporkan
Menurut Sarip, salah satu tantangan besar dalam penanggulangan TBC adalah masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan atau tidak tertangani secara tuntas. Hal ini berpotensi memperbesar angka penularan di masyarakat jika tidak segera mendapat intervensi secara masif dan berbasis komunitas.
Berdasarkan standar nasional, estimasi jumlah kasus TBC di Sumbawa berada di kisaran 163 kasus per 100.000 penduduk. Artinya, dari estimasi 750 kasus, masih ada sekitar 175 kasus yang belum ditemukan atau tidak tercatat secara resmi.
“Target kita di 2025 adalah mampu menurunkan angka TBC hingga 50 persen dari target. Oleh karena itu, kita harus bekerja lebih kuat lagi melalui Desa Siaga TBC ini,” tegas Sarip.
Ia berharap, program ini tidak hanya mempercepat penemuan dan penyembuhan kasus TBC, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tuntas.
Jika berhasil, dinas kesehatan akan memperluas model Desa Siaga TBC ke desa-desa lain di seluruh Kabupaten Sumbawa.
“Dengan Desa Siaga TBC, kita berharap tidak hanya ingin menyembuhkan, tetapi juga mencegah dan memutus rantai penularan dari desa. Karena desa adalah kunci,” tambahnya. (*)