Kawasan Padat Penduduk Bertambah, Mataram Belum Punya Master Plan Pengelolaan Limbah Domestik
Mataram (NTBSatu) – Kota Mataram akan membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPAL-DT) mulai 2026. Proyek senilai Rp700 miliar ini ditargetkan rampung pada 2030.
Pembangunan SPAL-DT masuk program nasional untuk mencapai target 80 persen penduduk Indonesia menikmati sanitasi aman pada 2045. Mataram dipilih karena kepadatan penduduk terus meningkat, terutama di kawasan barat kota.
Masalahnya, hingga kini Mataram belum memiliki rencana induk (master plan) pengelolaan limbah domestik. Tanpa dokumen ini, pembangunan berisiko jalan tanpa arah dan sulit menjangkau seluruh wilayah kota.
“Kita rencana laksanakan pembangunan mulai 2026 sampai 2030, hampir lima tahun,” ujar Kepala Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) NTB, Dades Prinandes, Senin, 29 September 2025.
Tahap awal akan menyasar delapan kelurahan di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela. Kawasan barat, termasuk Tanjung Karang, dipilih karena paling padat penduduk dan paling mendesak membutuhkan sistem sanitasi terpusat.
Menurut Dades, daerah padat hampir mustahil mengandalkan septic tank individu. Lahan sempit membuat sistem perpipaan bersama menjadi satu-satunya solusi.
SPAL-DT menargetkan 13.500 Sambungan Rumah (SR). APBN menanggung 4.000 SR lengkap dengan pipa utama dan instalasi pengolahan limbah. Sementara itu, Pemkot Mataram lewat APBD harus membiayai 9.500 SR untuk sambungan rumah warga.
“Pak Wali Kota sudah komitmen menanggung sambungan rumah lewat APBD. Peran Pemkot sangat penting dalam proyek ini,” kata Dades.
Namun, ia mengingatkan pembangunan tanpa master plan akan menyulitkan langkah jangka panjang. Perluasan jaringan ke seluruh kota akan makin rumit jika perencanaan tidak segera disiapkan.
“Kalau mau meng-cover seluruh Mataram memang harus ada master plan. Sekarang belum ada, tapi tahap awal ini penting sebagai fondasi menuju sistem sanitasi lebih sehat,” tegasnya. (*)
