Pasca Banjir Mataram, Ancaman Leptospirosis dan Kasus Pendarahan Otak Jadi Perhatian

Mataram (NTBSatu) – Pemerintah Kota Mataram menaruh perhatian serius terhadap dampak kesehatan akibat banjir besar pada Minggu, 6 Juli 2025.
Selain mengerahkan 22 tim medis dari seluruh Puskesmas, penanganan intensif juga dilakukan terhadap warga yang mengalami luka berat. Termasuk satu kasus pendarahan otak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan melaporkan total 27 warga dirujuk ke rumah sakit karena luka berat. Sebagian di antaranya mengalami luka serius yang memerlukan tindakan medis lanjutan.
“Ada warga yang terjatuh hingga mengalami pendarahan otak. Itu langsung kami rujuk untuk penanganan di rumah sakit. Sudah dalam penanganan medis,” jelasnya, Selasa, 8 Juli 2025.
Selain luka fisik, kekhawatiran terbesar saat ini adalah potensi munculnya penyakit pasca banjir. Dinas Kesehatan mewaspadai penyakit diare, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPAD). Kemudian, penyakit kulit dan leptospirosis yang biasanya muncul akibat paparan air tercemar dan limbah banjir.
“Ini sudah menjadi fokus utama kami. Pemantauan kesehatan selama dua minggu ke depan, karena itulah masa rawan munculnya penyakit-penyakit tersebut,” jelas dr. Emirald.
Tim kesehatan bekerja secara mobile ke lokasi pengungsian sesuai jadwal. Pemeriksaan setiap pagi hingga siang hari, dengan masing-masing tim berjumlah sekitar 10 tenaga medis.
Selain memeriksa kesehatan warga, mereka juga membagikan vitamin dan obat-obatan kepada pengungsi maupun petugas di posko utama Pendopo Wali Kota.
Berdasarkan data BPBD Kota Mataram, 31.947 jiwa dari 7.992 kepala keluarga terdampak langsung banjir. Sebanyak 580 orang terpaksa mengungsi, satu orang meninggal dunia, dan 15 lainnya mengalami luka-luka.
Dinas Kesehatan juga mengimbau masyarakat untuk tidak bermain atau beraktivitas di area genangan air, serta menjaga kebersihan tubuh setelah terpapar lingkungan pascabanjir.
“Cuci tangan dan kaki setelah kontak dengan air banjir penting untuk mencegah infeksi. Jangan anggap remeh genangan air,” pungkasnya. (*)