Dedi Mulyadi Usulkan Nama Bandung Barat Diubah, Batulayang Mencuat Jadi Pengganti

Mataram (NTBSatu) – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi secara tegas mengusulkan perubahan nama Kabupaten Bandung Barat (KBB) agar wilayah ini mampu membangun identitasnya sendiri.
Dalam pidatonya di Rapat Paripurna Hari Jadi Kabupaten Bandung Barat ke-18, Kamis, 19 Juni 2025, ia berpendapat penggunaan embel-embel “Bandung” menyulitkan upaya branding daerah.
“Kalimat ‘Bandung Barat’ mempersulit branding wilayah. Orang selalu terbayang Bandung,” ucapnya, yang NTBSatu kutip dari Kompas.com, Senin, 30 Juni 2025.
Menurutnya, nama tersebut hanya menunjukkan arah mata angin dan terlalu bergantung pada asosiasi dengan Kota maupun Kabupaten Bandung, padahal KBB kaya akan budaya dan sejarah unik.
Dedi menyoroti bahwa nama “Bandung Barat” sekadar menggambarkan arah mata angin dan bisa bervariasi tergantung dari sudut pandang pengamat.
“Bagi orang Bukanagara, Subang, memang itu Bandung Barat. Tetapi bagi orang Cianjur, bisa jadi Bandung Timur. Untuk orang Purwakarta, Bandung Selatan. Ini menyulitkan identifikasi wilayah,” paparnya.
Dedi mengakui, penamaan awal Kabupaten Bandung Barat dahulu tidak mudah. Banyak kepentingan wilayah menjadi pertimbangan. Ia mencontohkan, jika memakai nama Mandalawangi, orang Padalarang tidak menerima.
“ Apabila menggunakan nama Padalarang, orang Lembang juga tidak setuju. Akibatnya, mereka menggunakan nama Bandung Barat,” jelasnya.
Siap Mendukung Perubahan Nama
Meskipun demikian, Dedi menyatakan kesiapannya untuk membantu jika ada keinginan mengubah nama daerah tersebut. Tujuannya, nama baru dapat memiliki wibawa dan daya tarik branding yang lebih kuat.
Belakangan, usulan mengganti nama Kabupaten Bandung Barat menjadi “Batulayang” kembali mengemuka pada momen Hari Jadi ke-18 kabupaten tersebut.
Nama ini dianggap memiliki muatan sejarah mendalam, dan mencerminkan identitas asli wilayah Priangan bagian barat.
Pemerhati sejarah asal Bandung, M. Ryzki Wiryawan mendukung hidupnya kembali nama Batulayang. Menurutnya, nama ini layak menjadi bagian dari rekonstruksi identitas lokal yang terhapus oleh kolonialisme.
Penamaan Batulayang dinilai tepat dan menarik, sebab sebagian wilayah Bandung Barat saat ini memang termasuk dalam cakupan bekas Kabupaten Batulayang, yang VOC hapus pada abad ke-19.
Dengan demikian, Gubernur Dedi Mulyadi mengusulkan agar nama Bandung Barat diganti menjadi Batulayang demi menciptakan identitas yang lebih berkarisma dan berwibawa. (*)