INTERNASIONAL

Trump Tolak Rencana Israel Bunuh Pemimpin Iran Ayatollah Khamenei

Jakarta (NTBSatu) – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Hal itu diungkap seorang pejabat senior AS. “Kami mengetahui bahwa Israel punya rencana untuk menyerang pemimpin tertinggi Iran,” kata pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, mengutip AFP, Senin, 16 Juni 2025.

“Presiden Trump menentangnya dan kami memberi tahu Israel untuk tidak melakukannya,” tambahnya.

Adapun Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengelak pertanyaan tentang laporan bahwa Trump telah meminta Israel untuk tidak membunuh Khamenei.

IKLAN

“Saya tidak akan membahas itu,” kata Netanyahu kepada Fox News, Minggu, 15 Juni 2025 kemarin.

“Tetapi saya dapat memberi tahu anda, kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan. Dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk Amerika Serikat,” tambah Netanyahu.

Komentar itu muncul saat Israel dan Iran saling tembak rudal pada Minggu, 15 Juni 2025 kemarin. Atas insiden saling serang itu, penduduk diminta untuk mencari perlindungan saat ledakan terdengar di atas Yerusalem, dan sistem pertahanan udara dilaporkan diaktifkan di Teheran.

IKLAN

Sebagai informasi, media Iran melaporkan serangan Israel terhadap Iran menewaskan sedikitnya 128 orang pada Jumat dan Sabtu. Termasuk anak-anak, serta melukai ratusan orang lainnya.

Serangan Israel ke Iran menewaskan Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami. Televisi pemerintah Iran melaporkan, markas besar Garda Revolusi di Teheran telah diserang.

Fereydoon Abbasi, Mantan Kepala Organisasi Energi Atom juga tewas. Seorang pejabat Israel mengatakan, serangannya menargetkan program nuklir Iran dan target militer lainnya.

IKLAN

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan memberikan “hukuman berat” kepada Israel karena telah menyerang negaranya.

Tembakan rudal balasan Iran menewaskan sedikitnya 10 orang di Israel, sehingga jumlah korban tewas bertambah menjadi 13 orang sejak respons militer pada Jumat kemarin, dengan 380 orang terluka. (*)

Alan Ananami

Jurnalis Nasional

Berita Terkait

Back to top button