Lombok Timur (NTBSatu) – Petani di wilayah Selatan Kabupaten Lombok Timur tetap menikmati pasokan air yang cukup untuk pertanian, meski banyak bendungan kecil atau embung buatan pemerintah rusak dan tidak berfungsi.
Wilayah Kecamatan Keruak dan Jerowaru, yang biasanya terdampak kekeringan saat musim kemarau, kini masih terbilang aman berkat hujan yang cukup panjang sepanjang awal 2025.
Petani asal Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, Buni mengungkapkan, musim penghujan yang luar biasa menjadi penyebab utama kondisi pertanian tetap stabil.
“Sejauh ini sektor pertanian masih aman soal air karena musim hujan tahun ini sangat intens. Banyak embung milik warga bahkan kelebihan kapasitas,” ujar Buni, Senin, 16 Juni 2025.
Ia menambahkan, hanya sebagian kecil petani di wilayah selatan yang terpaksa menggunakan pasokan air dari tangki karena tidak memiliki embung pribadi.
“Persentasenya tidak sampai 20 persen lah,” katanya.
Soroti Embung Tidak Berfungsi Optimal
Namun, Buni juga menyoroti banyaknya embung yang dibangun dari dana pokok pikiran (pokir) dewan dan Balai Wilayah Sungai (BWS) yang tidak berfungsi optimal.
“Embung-embung dari pokir dan BWS kebanyakan tidak sesuai spesifikasi dan kajian teknis. Ada yang jebol, ada juga yang tidak bisa menahan air karena struktur tanahnya berlubang,” ujarnya.
Ia menyebutkan, beberapa embung di sekitar desanya mengalami kerusakan karena kondisi tanah yang berpori dan konstruksi yang tidak sesuai standar.
Buruknya spesifikasi bangunan pun cenderung menjadi tanda proyek tersebut hanya menjadi alat korupsi, sehingga mengorbankan kualitas dan fungsi dari bangunan.
Petani lain dari Kecamatan Keruak, Abdurrahman juga mengakui kondisi pertanian saat ini masih aman. Namun, ia khawatir air segera habis seiring berkurangnya curah hujan.
“Sejauh ini masih aman, tapi sebentar lagi habis kayaknya air ini karena sekarang jarang hujan,” ucapnya.
Sebelumnya, pada pertengahan 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur menetapkan status siaga darurat kekeringan. Sebanyak 8 dari 21 kecamatan di wilayah tersebut masuk dalam kategori rawan kekeringan ekstrem.
Kepala BPBD Kabupaten Lombok Timur, Mulyadi menyebut, satu kecamatan sudah masuk level Awas, yakni Kecamatan Sambelia. Sementara tujuh kecamatan lainnya berada di level Waspada.
“Tujuh wilayah tersebut adalah Jerowaru, Keruak, Sakra Timur, Sikur, Suela, Pringgabaya, dan Sembalun,” kata Mulyadi, Juli 2025.
Ia memperingatkan, potensi kekeringan tersebut mengancam ratusan ribu jiwa yang tersebar di wilayah terdampak. (*)