Mataram (NTBSatu) – Asosiasi Pedagang Asongan Nusa Tenggara Barat (APA NTB) menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, seiring dengan kebijakan yang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Iqbal-Dinda.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan daya beli masyarakat dari sisi konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sekitar 4,19 persen.
Hal ini menjadi sinyal positif bagi para pelaku usaha sektor informal. Termasuk pedagang asongan, yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung ekonomi kerakyatan NTB.
Ketua Umum APA NTB, Kamarudin menyampaikan, geliat aktivitas para pedagang asongan mulai menunjukkan peningkatan.
“Kami berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dan terus berkontribusi. Pedagang asongan bukan sekadar penjual di pinggir jalan. Tapi mereka adalah wirausahawan mandiri yang menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan orang lain,” ujarnya, Minggu, 15 Juni 2025.
Namun di balik kontribusinya, kehadiran pedagang asongan orang sering kali menganggapnya sebagai gangguan terhadap ketertiban dan estetika kota. Padahal, di tengah gemerlapnya pembangunan dan modernisasi perkotaan, mereka tetap menjadi wajah akrab yang menyapa warga di perempatan jalan, terminal, pasar tradisional, hingga kawasan wisata.
Mayoritas anggota APA NTB bergerak di sektor makanan dan minuman. Kamarudin menilai sektor ini memiliki perputaran uang lebih cepat. Namun, tidak sedikit juga yang bergerak di bidang lain seperti kerajinan, aksesori, dan kebutuhan sehari-hari.
“Melalui asosiasi ini, kami ingin memperjuangkan hak-hak pedagang asongan agar lebih mendapat pengakuan. Mereka adalah bagian penting dari denyut nadi ekonomi daerah,” kata Komeng, sapaan Kamarudin.
Jalankan Program Strategis
Untuk itu, APA NTB berkomitmen menjalankan berbagai program strategis, mulai dari pelatihan kewirausahaan, peningkatan akses permodalan, hingga advokasi kebijakan yang berpihak kepada pedagang kecil. Salah satu prioritas utama organisasi ini adalah memastikan para anggotanya mendapatkan kemudahan dalam proses perizinan dan perlindungan hukum.
“Hingga Juni 2025, anggota kami sudah mencapai 7.000 orang yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB. Ini adalah kekuatan ekonomi yang tidak bisa kita abaikan,” tambahnya.
Kamarudin menegaskan, APA NTB akan terus berjuang agar tidak ada lagi pedagang asongan yang merasa terpinggirkan.
“Kami ingin semua pedagang asongan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, sejahtera, dan dihargai sebagai bagian dari pembangunan ekonomi daerah,” pungkas Komeng. (*)