Mataram (NTBSatu) – Dunia fesyen Muslim terus berkembang dan menyuguhkan peluang besar bagi Indonesia, khususnya NTB.
Founder Hijabersmom Community, Irna Mutiara menegaskan, busana Muslim syariah kini tidak hanya menjadi kebutuhan, tapi juga menjadi bagian dari tren global yang kreatif dan berkarakter.
“Busana Muslim bisa bergaya apa saja, asal tidak keluar dari kaidah syariah. Artinya, tidak ketat, tidak transparan, dan tetap menutup aurat,” ungkap Irna saat Press Conference di Lombok Epicentrum Mall, Sabtu, 7 Juni 2025.
Ia menyebut, potensi lokal seperti batik, tenun, dan sulaman tradisional bisa menjadi ciri khas yang memperkuat identitas busana Muslim Indonesia.
Melihat tren modest fashion global pada 2025–2026 didominasi oleh potongan longgar, mulai dari celana hingga atasan oversized.
“Gaya skena yang sekarang sedang booming dengan siluet lebar sangat cocok untuk kita adopsi dalam busana Muslim. Bedanya, tetap harus ada penutup kepala dan memperhatikan syariat,” jelasnya.
Irna menilai, tantangan utama ada pada kreativitas para desainer untuk memadukan unsur kekinian dengan prinsip syariah.
“InsyaAllah, jika kreatif dan inovatif, busana Muslim Indonesia bisa tampil dominan di panggung dunia,” tambahnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pariwisata NTB, Aulia Chandra menyampaikan, NTB sebagai daerah mayoritas Muslim berkomitmen kuat mendorong industri halal. Termasuk pariwisata dan fesyen Muslim.
“Komitmen Gubernur NTB Iqbal-Dinda dalam mengusung NTB Makmur Mendunia terealisasi lewat event-event seperti Lombok Syariah Festival yang mendatangkan desainer nasional dan internasional serta memperkenalkan duta pariwisata ke mancanegara,” ujarnya.
Aulia juga menekankan pentingnya peran UMKM dalam ekosistem fesyen Muslim berbasis lokal.
Motif-motif budaya NTB, wastra tradisional, dan nilai-nilai kearifan lokal menjadi fondasi untuk menciptakan produk fesyen berkelas dunia tanpa kehilangan jati diri.
“Kita punya keunggulan yang tidak dimiliki negara lain seperti Korea atau Prancis. Kita punya sejarah, budaya, dan filosofi dalam setiap motif. Itu signature kita. Sekarang tantangannya adalah bagaimana menjadikannya produk yang sustainable dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (*)