Mataram (NTBSatu) – Gubernur dan Wakil Gubernur, Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal – Dinda) resmi memimpin NTB sejak 20 Februari 2025.
Berbagai doa serta harapan pun masyarakat sampaikan kepada keduanya. Salah satunya mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Muhanan.
Ia berharap, dengan terpilihnya pemimpin yang baru saat ini mampu membawa NTB bersaing dengan provinsi lain dari segala aspek.
“Mampu membawa NTB menuju yang lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya kepada NTBSatu, Senin, 24 Februari 2025.
Sementara Ketua Senat Mahasiswa (Sema) UIN Mataram, Lukmanul Hakim melihat wilayah NTB memiliki beragam tipologi masayrakat yakni kota dan desa.
Namun, menurutnya, sektor pendidikan hanya sampai pada masyarakat kota sedangkan pedesaan belum terjamah.
Benahi Sektor Pendidikan
Selain itu, pendidikan di NTB hanya sampai kepada yang punya kedudukan tinggi secara materi. Tetapi yang status ekonominya menengah ke bawah jarang memiliki akses.
“Kami sangat pengen sebetulnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena tentu kami semua di UIN Mataram, terutama saya pribadi, tidak terlahir dari orang-orang yang berada. Tetapi kami lahir dari orang tua yang memang ekonomi ke bawah,” ungkap Lukman, terpisah.
Harapan lain dari mahasiswa kepada kepemimpinan Iqbal – Dinda, yakni pembangunan infrastruktur di NTB yang merata dan memadai. Sebab, selama ini pembangunan cenderung fokus di kota sedangkan pelosok-pelosok daerah terabaikan.
“Pemerintah lebih mengutamakan jalan yang ada di kota, terutama jalan umum. Tapi mengabaikan jalan-jalan yang ada di desa dan pelosok,” kata mahasiswi UIN Mataram, Zidna Aulia.
Lebih dari itu, mahasiswa turut berharap Gubernur Lalu Iqbal dan Wagub Dae Dinda segera menemukan solusi terhadap permalasahan lapangan kerja.
Salah satu anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Wahana Mahasiswa Pengabdi Masyarakat Universitas Mataram (UKM WMPM Unram), Urbanus Bapa Ara juga mengharapkan pemerintahan yang baru mengevaluasi kebijakan. Salah satunya program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya program MBG saat ini harus berimbang. Bukan hanya kepada anak-anak, melainkan seluruh elemen masyarakat lainnya.
“Buat saya ya itu relevan tapi lebih fokus lagi kepada semua masyarakat tidak hanya orang-orang tertentu,” ujar Urbanus. (*)