Mataram (NTBSatu) – Mahasiswi asal Provinsi NTB, Dewi Pujut Putri Arerien menjadi perwakilan wisudawan saat pidato wisuda di Nanjing Agricultural University, China.
Ia lulus S1 pada jurusan Biotechnology dengan beasiswa penuh. Diketahui, Nanjing Agricultural University merupakan salah satu kampus bergengsi di China.
Dalam pidato wisudanya, Putri mengingatkan rekan-rekannya tentang masa-masa sulit di awal perkuliahan. Perasaan sedih meninggalkan orang tua, cemas menghadapi lingkungan baru, kesepian karena tak mengenal siapa pun.
Namun ia menegaskan, mereka tumbuh bersama dan bertahan dalam suka duka, hingga akhirnya dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
“Dan hari ini, dengan bangga kita bisa menyatakan bahwa kita berhasil,” ucapnya saat prosesi wisuda, Kamis, 18 Juni 2025.
Putri juga menyampaikan terima kasih kepada para guru dan dosen, serta secara khusus memberikan penghormatan kepada kedua orang tua dan adik perempuannya yang ia cintai.
“Terima kasih telah percaya padaku dan mengizinkan gadis 19 tahun ini pergi ke luar negeri untuk mencari jati diri. Aku tahu tidak semua orang tua punya keberanian melepas anak perempuannya sejauh ini. Tanpa kalian, aku tak akan berdiri di sini hari ini,” tuturnya penuh haru.
Terdampak Pandemi Covid-19
Di balik pencapaiannya, Putri melewati berbagai tantangan berat selama menempuh studi di luar negeri, terutama saat pandemi Covid-19 melanda dunia.
Salah satu masa tersulitnya, ketika virus corona merebak di Wuhan. Sehingga, ia harus dipulangkan ke Indonesia dan menjalani dua tahun penuh ketidakpastian.
“Jadi saya ke China tahun 2019. Nah, Covid terjadi di Wuhan sekitar Desember. Jadi, pemerintah terpaksa harus memulangkan warganya yang ada di Wuhan. Jadi saya pulang ke Indonesia,” jelas Putri kepada NTBSatu, Kamis, 19 Juni 2025
Belajar bahasa Mandarin secara online tanpa interaksi langsung pun, menjadi tantangan tersendiri bagi alumni SMAN 1 Praya ini.
“Belajar bahasa secara online susah sekali untuk saya, karena tugasnya tambah banyak,” ungkapnya.
Pada semester awal, Putri hanya bisa mengikuti satu mata kuliah secara daring. Sayangnya, sistem kampusnya belum mendukung pembelajaran online secara menyeluruh, sehingga ia terpaksa mengambil cuti akademik.
“Satu semester pertama, itu saya hanya ambil satu mata kuliah. Semester dua tidak ada yang tersedia kelas online, jadi saya terpaksa harus ambil cuti,” terangnya.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Putri berhasil melewati semuanya dengan penuh ketekunan dan semangat juang.
Setelah acara wisuda, Putri berencana pulang ke Lombok untuk bertemu keluarganya. “Nanti sekitar bulan Juli, saya akan kembali ke Indonesia,” tambahnya.
Perjalanan akademiknya belum usai, ia akan melanjutkan studi Magister di Zhejiang University, salah satu kampus terbaik di Tiongkok dengan jurusan Crop Genetic and Breeding.
Perjalanan Putri menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa maupun mahasiswi NTB dan Indonesia, bahwa mimpi besar dapat diraih dengan kerja keras, ketekunan, dan dukungan keluarga. (*)