Mataram (NTBSatu) – Puluhan rumah warga di pesisir Kota Mataram terdampak gelombang tinggi yang terjadi sejak Rabu, 18 Desember 2024 sore. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mencatat sekitar 50 warga pesisir di Lingkungan Pondok Perasi terdampak peristiwa ini.
“Masih informasi awal, ada sekitar 50 warga yang terdampak,” ujar Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Irwan Rahadi.
Gelombang tinggi mulai melandai sekitar pukul 08.00 Wita. Meski demikian, warga tetap waspada terhadap kemungkinan gelombang susulan.
Mereka memperkirakan gelombang tinggi berpotensi kembali terjadi berdasarkan perhitungan pasang-surut air laut.
“Mereka punya perhitungan sendiri berdasarkan pergerakan bulan sehingga lebih tahu waktu-waktu tertentu naiknya gelombang pasang ini,” tambahnya.
Warga yang rumahnya terkena dampak langsung segera mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih aman. Sebagian lainnya mengungsi ke rumah keluarga untuk menghindari risiko banjir rob pada malam hari.
“Mereka mengantisipasi perubahan yang terjadi, terutama saat malam. Sekarang situasi melandai karena air laut sedang surut, tetapi warga tetap mewaspadai gelombang susulan,” jelas Irwan.
Untuk membantu warga, BPBD menerjunkan personelnya ke lokasi terdampak. Langkah tanggap darurat di antaranya adalah membuat tanggul sementara dari karung-karung khusus.
“Kami sudah mengirimkan 450 karung untuk dijadikan tanggul darurat,” ungkapnya.
Selain itu, BPBD juga terus melakukan pendataan kerugian akibat gelombang pasang ini. Hingga saat ini, empat rumah dilaporkan mengalami kerusakan parah. Namun, BPBD memprioritaskan keselamatan warga.
“Yang kami utamakan saat ini adalah penyelamatan jiwa masyarakat,” tegas Irwan.
Meskipun situasi sementara terkendali, potensi gelombang tinggi tetap menjadi perhatian utama. Warga diimbau untuk terus memantau kondisi cuaca dan pasang-surut air laut. Langkah antisipasi mandiri yang dilakukan warga sangat membantu dalam mengurangi risiko bencana.
Dengan kondisi yang masih belum sepenuhnya aman, BPBD Kota Mataram meminta masyarakat tetap siaga dan melaporkan segera jika situasi memburuk. Harapannya, keberadaan tanggul darurat mampu memberikan perlindungan sementara sembari menunggu solusi lebih permanen. (*)