Mataram (NTBSatu) – Proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 2024 di SMKN 3 Mataram, yakni pembangunan empat ruang kelas untuk jurusan Tesha terus berjalan. Padahal, proyek tersebut mendapat sorotan usai operasi tangkap tangan (OTT) Kabid SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, AM oleh Polresta Mataram.
Wakil Kepala SMKN 3 Mataram, Khairil Anwar, memastikan proyek tersebut tetap berlangsung meski terdapat isu pungli yang berhembus. Ia menyebut, pembangunan empat ruang kelas itu didanai dengan anggaran mencapai ratusan juta rupiah.
“Pembangunan kelas itu kebetulan untuk jurusan yang saya pegang, jumlahnya ada empat kelas,” ungkap Khairil, Senin, 16 Desember 2024.
Selain pembangunan ruang kelas, SMKN 3 Mataram juga mendapatkan bantuan pengadaan peralatan melalui DAK fisik senilai Rp1,5 miliar.
Khairil menambahkan, bahwa proses pembangunan sejauh ini masih berjalan lancar. Meski kondisi sekitar sekolah sempat terdampak akibat OTT Kabid SMK.
Pantauan NTBSatu langsung pada Senin, 16 Desember 2024, menunjukkan bahwa aktivitas pembangunan empat ruang kelas tetap berlanjut.
Para pekerja terus menyelesaikan pekerjaan di lokasi. Kondisi proyek itu juga tampak tertata sesuai rencana pembangunan.
“Tetap kita kerja setiap hari,” kata pekerja di proyek tersebut.
Kasus dugaan pungli ini bermula dari operasi Satreskrim Polresta Mataram yang berhasil menangkap AM pada Rabu, 11 Desember 2024.
Polisi mengamankan uang tunai sebesar Rp50 juta, yang diduga berkaitan dengan administrasi proyek SMK. Hingga saat ini, proses pemeriksaan terhadap kasus tersebut masih terus berlangsung.
Meski demikian, pihak SMKN 3 Mataram tetap fokus menyelesaikan pembangunan demi kenyamanan dan peningkatan fasilitas bagi siswa.
“Kami berharap permasalahan hukum ini bisa segera selesai dan tidak menghambat penyelesaian proyek,” pungkas Khairil. (*)