Mataram (NTBSatu) – Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) kini semakin berinovasi dengan menerima Software Virtual Reality (VR) Tambang, hasil kerja sama dengan PT Anugrah Interaktif Mandiri.
Perangkat lunak yang diterima pada17 Juli 2024 ini diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam metode pembelajaran di bidang pertambangan, memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dan interaktif bagi mahasiswa (17/10/2024).
Dekan Fakultas Teknik Ummat, Dr. Aji Syailendra Ubaidillah, M.Sc., menjelaskan, teknologi VR memungkinkan mahasiswa untuk melakukan simulasi berbagai aktivitas tambang tanpa harus hadir langsung di lapangan.
Melalui perangkat ini, batasan geografis dan fisik bukan lagi hambatan untuk memahami berbagai proses dalam dunia pertambangan.
“Virtual reality membuka pintu menuju berbagai pengalaman tak terbatas,” katanya.
Melalui perangkat ini, lanjutnya, mahasiswa dapat menjelajahi tambang terbuka maupun tertutup. Menggunakan alat, dan mempelajari budaya kerja tanpa harus meninggalkan ruang kelas.
“Dengan teknologi ini, kita memasuki era baru di mana pembelajaran menjadi lebih mendalam, aman, dan interaktif,” ujar Dr. Aji Syailendra.
Software dilengkapi berbagai fitur
Software VR ini dilengkapi dengan berbagai fitur simulasi, di antaranya Open Pit Simulator, merupakan simulasi untuk tambang terbuka, memungkinkan mahasiswa memahami operasi dan pengelolaantambang dengan skala besar.
Kemudian, Water Treatment Simulator atau simulasi pengelolaan air tambang, yang krusial dalam mempertahankan kualitas lingkungan di sekitar tambang.
Lalu, Drilling Rig Simulator, merupakan simulasi penggunaan peralatan pengeboran. Ini memberi pemahaman langsung tentang operasi pengeboran di tambang.
Selanjutnya, Safety Inspection Simulator, memungkinkan mahasiswa melakukan inspeksi keselamatan secara virtual. Membantu memahami protokol keamanan di tambang.
“Terkahir, Underground Mine Overview Simulator, memberikan gambaran tentang tambang bawah tanah, dari operasional hingga manajemen risiko. Dengan berbagai fitur tersebut, software ini menjadi alat penting dalam menunjang perkuliahan,” jelasnya.
Dengan VR ini, jelas Aji, membuka jendela bagi mahasiswa untuk menjelajahi dunia tanpa meninggalkan ruang kelas.
Dalam hitungan menit, mereka bisa mengunjungi tambang-tambang besar di dunia, atau bahkan melibatkan diri dalam simulasi operasi tambang bawah tanah yang kompleks.
“Dengan VR, kita membawa mahasiswa lebih dekat ke dunia tambang dengan cara yang lebih menarik dan realistis. Ini tidak hanya mendukung pembelajaran, tetapi juga membangun keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri tambang modern,” terang Aji.
Kolaborasi dengan PT Anugrah Interaktif Mandiri ini mencerminkan komitmen Fakultas Teknik Ummat dalam menghadirkan inovasi terbaru di bidang pendidikan teknik.
Dengan integrasi teknologi VR, Fakultas Teknik UMMAT berharap dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis. Tetapi, keterampilan praktis yang relevan dengan perkembangan industri tambang global.
Fakultas Teknik siap hadapai tantangan digital
Dengan adanya software Virtual Reality ini, tegasnya, Fakultas Teknik Ummat menegaskan posisinya sebagai salah satu institusi pendidikan teknik yang siap menghadapi tantangan di era digital.
“Teknologi ini bukan hanya mendukung pembelajaran saat ini, tetapi juga membuka jalan untuk masa depan pendidikan yang lebih inklusif, interaktif, dan inovatif,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Program Studi Teknik Pertambangan, Bedy Fara Aga Matrani, MT., mengungkapkan, VR ini sangat membantu. Baik dalam mengatasi keterbatasan praktik lapangan, maupun memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai teknik tambang.
“Perangkat lunak ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa dalam mempelajari berbagai aspek tambang, baik di tambang terbuka maupun bawah tanah,” ujarnya.
Dengan simulasi virtual, mereka dapat merasakan langsung pengalaman kerja di tambang. Tentunya akan mempersiapkan mereka lebih baik untuk duniakerja sesungguhnya.
Penggunaan teknologi VR, ujarnya, bukan hanya soal peningkatan efektivitas pembelajaran, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman.
Mahasiswa tidak lagi harus terpapar risiko di lapangan saat mempelajari operasi tambang. Sebab, mereka bisa berlatih dan memahami semua proses melalui simulasi.
“Teknologi ini juga memungkinkan pengajaranyang lebih inklusif, di mana setiap mahasiswa bisa mengakses simulasi tanpa terbatas oleh lokasi atau sumber daya,” tandas Bedy Fara. (*)