Lombok Timur (NTBSatu) – Kasus dugaan bunuh diri seperti tanpa jeda di Kabupaten Lombok Timur. Hampir setiap bulannya selalu terjadi kasus serupa di daerah tersebut.
Terakhir, kasus dugaan bunuh diri terjadi di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, pada Senin, 9 September 2024. Korbannya merupakan seorang ibu rumah tangga bernama Saripa Idatul Ra’yah (26).
Korban diduga bunuh diri dengan cara gantung diri menggunakan tali nilon dengan pijakan sebuah ember warna coklat.
Menurut keterangan saksi, sebelumnya korban mengeluh kepada orang tua dan mertuanya terkait pinjaman online (pinjol) yang belum terbayar. Bahkan, korban sampai mengalami stres dan hendak menjalani pengobatan di rumah sakit jiwa.
Para saksi tersebut juga menemukan surat wasiat yang diduga ditulis korban, pada sebuah kotak sabun menggunakan tinta merah. Dalam surat tersebut, korban mengaku sudah tidak sanggup dan akan melakukan aksi bunuh diri.
Adapun, korban sudah menikah sekitar dua tahun dengan warga setempat bernama Toni. Suami korban sendiri saat ini sedang merantau di Malaysia.
Sebelumnya, dua kasus dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri terjadi secara beruntun pada 13 dan 14 Agustus 2024.
Pada 13 Agustus 2024, kasus dugaan bunuh diri menimpa seorang sopir asal Kelurahan Sekarteja, Kecamatan Selong bernama Anwar Basyar (61).
Lalu sehari setelahnya, kasus serupa kembali terjadi di Desa Pandan Wangi, Kecamatan Jerowaru. Korbannya merupakan seorang istri kepala dusun bernama Mahindun (55).
Selain itu, seorang pemuda inisial MR (20) tewas dalam kondisi mulut berbusa pada Senin, 8 Juli 2024 lalu. Korban tewas dalam kondisi berbaring di tempat tidur.
Saat itu korban berada di dalam rumahnya yang terletak di Dusun Grepek, Desa Pandan Duri, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Dugaan polisi, korban melakukan aksi bunuh diri dengan menenggak karbit cair tersebut. (*)