Mataram (NTBSatu) – Polresta Mataram segera menggelar perkara kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat, Nurul Izzati. Polisi juga telah mengantongi hasil autopsi dari RS Bhayangkara.
Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusua Utama menyebut, saat ini pihaknya masih melakukan proses pemeriksaan saksi.
“Nanti kalau sudah rampung hasil pemeriksaan, kita gelar perkara. Kita pasti akan buka (hasil autopsi),” katanya kepada NTBSatu, Rabu, 7 Agustus 2024.
Total saksi yang diperiksa Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polresta Mataram sekitar 50-an orang. Sebagian besar dari kalangan Ponpes Al Aziziyah. Termasuk tenaga kesehatan, santriwati, maupun pengurus pondok.
“Termasuk saksi pelapor juga kami periksa,” ungkap mantan Kasat Resnarkoba Polresta Mataram ini.
Selain itu, sambung Yogi, beberapa waktu lalu pihaknya juga telah mengantongi hasil autopsi jenazah Nurul Izzati dari RS Bhayangkara.
“Sudah kami terima. Sudah ada di meja penyidik,” ujarnya.
Menyinggung hasil autopsi, apakah ada indikasi korban mengalami kekerasan, Yogi memilih tidak berkomentar lebih jauh. Menyusul proses pemeriksaan saksi-saksi masih berjalan.
“Hasil autopsi itu substansi. Yang jelas, nanti kalau sudah rampung hasil pemeriksaan, kita gelar perkara kita pasti akan ekspose,” katanya memastikan.
Kendati kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah terus berproses di polisi, Yogi tak ingin kasus ini merembet ke pondok pesantren lain. Pihaknya mengantisipasi jangan sampai lembaga pendidikan lain turut terkena getah.
Ia berharap, tidak ada muncul stigma masyarakat untuk takut menyekolahkan anaknya di pondok pesantren.
“Saya tidak mau seperti itu. Kita sama-sama menjaga. Kita mau mengubah lebih baik ke depan. Sekolah apapun, mau sekolah umum maupun keagamaan,” harapnya mengingatkan.
Kapolres Atensi Kematian Santriwati
Sebelumnya, Kapolresta Mataram, Kombes Pol Ariefaldi Warganegara mengaku sudah mengetahui gambaran umum hasil autopsi jenazah santriwati asal Ende Nusa Tenggara Timur tersebut dari RS Bhayangkara.
“Ada beberapa hal unsur laboraturium dan lain sebagainya. Autopsi bukan hanya sekedar blak blak gitu aja,” ujar pengganti Mustofa ini.
Ariefaldi memastikan penyidikan kematian santriwati Ponpes Al Aziziyah tetap berjalan secara profesional. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Sat Reskrim Polresta Mataram siap bertindak secara aturan jika menemukan ada indikasi penganiayaan terhadap wafatnya Nurul Izzati.
Riwayat kasus kematian Santriwati
Sebagai informasi, Nurul Izzati meninggal dunia pada Sabtu, 29 Juni 2024 pagi di RSUD Soedjono Selong, Lombok Timur. Jenazah almarhumah itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Mataram untuk menjalani autopsi.
Meski belum pasti penyebab kematian Nurul, namun pihak keluarga menduga kuat jika korban mengalami penganiayaan di tempatnya menuntut ilmu. Hal itu setelah melihat keluarga korban mengalami luka-luka di beberapa tubuhnya. (*)