Daerah NTB

Dispar Lombok Timur Harap Sederet Event Masuk Program Kemenparekraf

Lombok Timur (NTBSatu) – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur harap sejumlah event daerah masuk dalam kalendar program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Terlebih setelah Alunan Budaya Desa (ABD) Pringgasela masuk dalam Karisma Event Nusantara atau KEN 2024.

Kepala Dispar Lombok Timur, Widayat, mengatakan capaian itu cukup penting guna mendorong kemajuan ekonomi kreatif dan memberi dampak positif bagi wilayah dan masyarakat Lombok Timur.

Ia mengungkapkan, pihaknya akan mengadopsi gaya Alunan Budaya Desa Pringgasela ke event lainnya agar lebih mudah masuk dalam program pemerintah pusat.

“Kita akan mirroring Alunan Budaya Desa ini ke tempat lainnya, sehingga event Lotim bukan hanya alunan yang menasional,” kata Widayat, Kamis, 25 Juli 2024.

Ia mengatakan, seluruh event di Lombok Timur punya kesempatan masuk kalendar nasional. Bahkan jika event tersebut masih skala kecil.

“Semua event di Lombok Timur berkesempatan masuk ke dalam KEN,” tegasnya.

Widayat menjelaskan, pihaknya telah memetakan potensi pariwisata Lombok Timur. Yaitu wilayah pesisir selatan sebagai blue tourism, wilayah tengah untuk wisata budaya , dan wilayah utara atau pegunungan untuk green tourism.

“Di 3 kategori pariwisata ini harus punya event yang masuk KEN atau level nasional,” ucap Widayat.

Sebelumnya, Lombok Timur telah menyelenggarakan Alunan Budaya Desa Pringgasela pada 13 hingga 20 Juli 2024. Event itu berlangsung meriah.

Berlangsung di Desa Pringgasela, Lombok Timur, Alunan Budaya Desa menampilkan berbagai kegiatan kebudayaan yang menarik perhatian banyak pengunjung.

Pringgasela sendiri terkenal sebagai desa dengan kehidupan masyarakatnya yang masih mengedepankan nilai-nilai adat dan budaya lokal secara turun-temurun.

Tak hanya itu, keunikan budaya Desa Pringgasela di antaranya juga tercermin melalui produk kain tenun. Motif khas dari kain tenun Pringgasela menjadi daya tarik sekaligus penambah nilai jual yang membuatnya menjadi incaran wisatawan lokal dan mancanegara.

Kemampuan menenun masyarakat Desa Pringgasela telah berlangsung secara turun temurun dan menjadi keahlian dari generasi ke generasi.

Terlebih, kain tenun Pringgasela juga telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2018 dalam domain budaya Kemahiran dan Kerajinan Tradisional. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button