Gelombang Demonstrasi Gen Z Gulingkan Pemerintahan Koalisi Bulgaria
Jakarta (NTBSatu) – Gelombang demonstrasi Generasi (Gen) Z di Bulgaria beberapa waktu lalu, berujung runtuhnya pemerintahan koalisi pro-Uni Eropa.
Kabinet pimpinan Perdana Menteri, Rosen Zhelyazkov tumbang pada Kamis, 11 Desember 2025, setelah berminggu-minggu aksi jalanan yang memprotes korupsi sistemik, praktik self-dealing elite, serta jarak penguasa dengan kesulitan warga.
Mengutip The Wall Street Journal (WSJ), Selasa, 16 Desember 2025, puluhan ribu warga memadati alun-alun pusat Sofia pada Rabu malam, 10 Desember 2025. Aksi tersebut merupakan puncak dari rangkaian demonstrasi di ibu kota dan sejumlah kota lain yang berlangsung selama beberapa pekan.
Mobilisasi massa melalui TikTok dan platform media sosial lain, dengan poster bertuliskan “Gen Z is coming” dan “Gen Z vs. Corruption”.
Di depan gedung parlemen, para demonstran memasang layar besar yang menayangkan video dan meme yang menyindir para politisi.
Tak lama berselang, Perdana Menteri Zhelyazkov yang baru menjabat sejak Januari 2025, menyatakan mundur. Dalam pidatonya, ia mengutip pepatah Latin, Vox populi, vox dei.
“Kita harus menjawab tuntutan mereka. Dan tuntutan mereka adalah pengunduran diri pemerintah,” ujar Zhelyazkov dalam laporan WSJ.
Runtuhnya kabinet terjadi hanya beberapa pekan, sebelum Bulgaria dijadwalkan bergabung dengan kawasan Euro pada 1 Januari 2026. Meski demikian, rencana adopsi mata uang Euro akan tetap berjalan.
Krisis ini memperpanjang ketidakstabilan politik Bulgaria, yang dalam empat tahun terakhir telah menggelar tujuh kali Pemilu parlemen.
Jadi Negara Terkorup di Uni Eropa
Salah satu pemicu langsung protes adalah rancangan anggaran 2026 yang mengusulkan peningkatan belanja negara. Para pedemo menilai, kebijakan tersebut berpotensi makin mengokohkan kontrol politikus yang korup.
Isu korupsi memang telah lama mengemuka di Bulgaria. Kendati bergabung dengan Uni Eropa sejak 2007, negara Balkan berpenduduk sekitar 6,5 juta jiwa ini konsisten masuk jajaran negara paling korup di Uni Eropa menurut Transparency International.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bulgaria juga dinilai gagal mengamankan vonis tingkat tinggi dalam perkara korupsi. Kondisi ini memicu kemarahan publik dan kritik dari Brussel terkait lemahnya penegakan hukum.
Keluhan massa tidak hanya menyasar impunitas elite, tetapi juga kualitas layanan kesehatan dan minimnya pekerjaan dengan upah layak. Banyak peserta mengaku baru pertama kali terlibat dalam aksi besar.
Generasi Z Bulgaria tumbuh tanpa pengalaman langsung hidup di era komunis yang berakhir pada 1989, maupun krisis ekonomi berat setelahnya.
“Protes ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki energi sipil yang cukup untuk melawan arogansi elite yang mengakar,” kata Direktur Program Geoekonomi Center for the Study of Democracy di Sofia, Martin Vladimirov.
Bagi sebagian peserta, demonstrasi ini menjadi pernyataan generasi yang menolak standar politik yang dinilai membiarkan korupsi tanpa konsekuensi.
“Ada satu generasi penuh seperti saya. Kami hanya tidak ingin negara ini seperti ini,” ujar Angel Ignatov, manajer proyek di industri teknologi informasi di Sofia yang pernah menempuh studi di Inggris.
Pengunduran diri kabinet Zhelyazkov berpotensi memicu Pemilu cepat dalam beberapa bulan ke depan dan mengubah peta politik Bulgaria. (*)



