Sekda Sumbawa Tekankan Kolaborasi Hadapi Keterbatasan Fiskal
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumbawa, Budi Prasetiyo membuka Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program dan Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Rabu, 10 Desember 2025.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan memperkuat program pembangunan.
Budi menyampaikan, ekonomi Kabupaten Sumbawa tumbuh dari 11,7 persen menjadi 12,4 persen. Namun ia mengingatkan, tahun 2026 akan membawa tantangan berat karena kondisi fiskal semakin ketat.
“Pertumbuhan ekonomi kita meningkat, tetapi kondisi fiskal ke depan menuntut kita bergerak lebih cepat dan lebih solid. Kita harus bersinergi,” katanya.
Untuk menghadapi tekanan fiskal, Budi mengungkapkan, Pemkab Sumbawa telah menyiapkan kalender event pariwisata 2026 yang melibatkan seluruh kecamatan. Event tersebut bertujuan meningkatkan kunjungan wisata, membuka peluang usaha baru, dan mendukung UMKM lokal.
“Pariwisata bisa menjadi motor ekonomi yang terus hidup meski anggaran terbatas,” jelas Budi.
Dorong Inovasi Pelayanan Publik
Pemkab Sumbawa terus mendorong inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik. Lomba inovasi daerah yang melibatkan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat menjadi salah satu langkah untuk menciptakan ide-ide baru dalam pembangunan.
“Inovasi bukan pilihan. Dengan keterbatasan anggaran, kita perlu cara kerja yang lebih kreatif dan efisien,” tegasnya.
Budi juga menyoroti ancaman banjir jika pengelolaan hutan tidak berjalan baik. Ia mengajak, BUMN dan BUMD memperkuat dukungan terhadap program penanaman pohon melalui CSR.
Pemkab Sumbawa telah menyediakan satu juta bibit yang siap ditanam di lahan pemerintah, sekolah, hingga ruang publik. “Kalau hutan rusak, risiko banjir meningkat. Kita harus bergerak. Sumbawa harus tetap hijau dan lestari,” ujarnya.
Budi menyebut saat ini, Pemkab Sumbawa memperkuat dukungan terhadap UMKM melalui penggunaan pangan lokal dan penerapan konsep zero waste pada kegiatan pemerintahan.
Selain itu, ASN wajib memakai tenun lokal setiap hari Kamis. Budi juga meminta, BUMD mengikuti kebijakan tersebut untuk mendorong industri tenun Sumbawa.
Budi meminta seluruh BUMN dan BUMD berkomitmen mendukung empat sektor prioritas, yaitu penanaman pohon, pemberdayaan UMKM, pariwisata, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku usaha.
“Kolaborasi menjadi kunci agar Sumbawa terus bergerak dan masyarakat memperoleh manfaat nyata,” tutupnya. (*)



