Sumbawa

Pemkab Sumbawa Adopsi Kemandirian Warga Bali Wujudkan Kota Pusaka 2028

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot memimpin Rapat Koordinasi Penataan Kawasan Kota Pusaka dan Titik Nol Kabupaten Sumbawa, di Ruang Rapat Kantor Bupati Sumbawa, pada Kamis, 11 Desember 2025.

Dalam arahannya, Bupati Jarot mengungkapkan, langkah taktis menyiasati pemotongan anggaran nasional yang berdampak pada pembangunan daerah.

Untuk mewujudkan target tuan rumah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2028, Jarot mengajak masyarakat mengadopsi kemandirian warga Bali dalam mempercantik kota, alih-alih bergantung pada dana pusat.

​Bupati Jarot mengakui secara terbuka, kebijakan efisiensi pusat memangkas proposal besar restorasi situs sejarah yang ia rancang. Rencana penataan kawasan Istana Dalam Loka, Bala Kuning, hingga Wisma Daerah turut mengalami penundaan.

​“Kita sempat mendapat janji anggaran cukup besar untuk penataan ini. Tetapi kebijakan nasional memangkasnya, baik ke daerah maupun kementerian. Akibatnya, konsep awal itu batal (tertunda),” ungkapnya.

​Kendati demikian, Bupati Jarot menolak menjadikan keterbatasan dana sebagai alasan berhenti berbenah. Ia menegaskan, pembangunan Sumbawa harus tetap berjalan dari segala sisi, meski harus mulai dari langkah kecil.

Dorong Partisipatif Masyarakat

​Menghadapi defisit dukungan dana pusat, Bupati Jarot mendorong masyarakat Sumbawa mengubah pola pikir. Ia menjadikan pesona Bali sebagai referensi, di mana keindahan kota lahir dari partisipasi aktif masyarakatnya, bukan semata proyek pemerintah.

​“Kenapa Bali menjadi unik, cantik, dan elok? Karena warga membenahi rumah masing-masing secara mandiri. Jika rumah bagus, RT ikut bagus. Kalau RT bagus, desa pun jadi cantik,” jelasnya.

Bupati Jarot meminta masyarakat yang mampu untuk segera berkontribusi. Ia berharap, masyarakat menata halaman rumah mereka sebagai bentuk sumbangsih nyata bagi estetika kota tanpa menunggu instruksi pemerintah.

​Sebagai aksi konkret gerakan mandiri tersebut, Bupati Jarot menginstruksikan pemilik toko dan rumah di jalan protokol, khususnya Jalan Kartini dan Jalan Hasanuddin, untuk segera berbenah.

​“Saya tidak ingin kita hanya membebankan penerangan ke sekolah atau kantor saja. Toko-toko harus berkontribusi. Sumbangkan lampu di depan rumah, pasang satu atau dua. Jika semua menyala, sambung-menyambung, keindahan kota ini akan luar biasa,” tegasnya.

​Menurutnya, jika kota hanya mengandalkan lampu pemerintah, suasana akan terlihat mati pada malam hari. Bupati Jarot ingin mengadaptasi suasana pertokoan di Surabaya dan Yogyakarta, yang tetap hidup dan estetik berkat inisiatif pemilik usaha.

​Selain masyarakat, Bupati Jarot juga menantang pemilik lahan strategis di pusat kota, termasuk lahan eks Departemen Penerangan, untuk mengelola aset mereka. Ia memberi lampu hijau bagi pemilik lahan, untuk membuka pusat bisnis dengan syarat mutlak.

​“Silakan kelola jadi tempat kuliner atau apa pun yang menguntungkan. Tapi syaratnya harus indah dipandang. Kita dorong pemilik lahan untuk menata tempat tersebut demi menunjang wajah kota,” ujarnya.

​Bupati Jarot memastikan, meski bermodal gerakan mandiri dari bawah, Sumbawa siap tampil beda menyambut para kepala daerah se-Indonesia pada perhelatan JKPI 2028 mendatang.

​“Masih ada waktu tiga tahun. Kita persiapkan dari awal. Sambil berjalan, kita tetap melobi pusat. Namun, mari kita mulai dulu dari diri kita sendiri,” tambahnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button