Tantangan Persampahan di Kabupaten Sumbawa, 26 Persen Sampah Belum Terlayani
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Pengelolaan sampah di Kabupaten Sumbawa masih menghadapi tantangan serius, seiring meningkatnya volume setiap tahun.
Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2025–2029, total sampah dari 24 kecamatan pada tahun 2024 tercatat mencapai 383.985,84 ton per tahun.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa menyebutkan, kapasitas pelayanan pengangkutan sampah saat ini baru mencapai 73,60 persen dari total timbulan sampah tersebut.
Artinya, masih terdapat lebih dari 26 persen sampah yang belum dapat tertangani secara optimal. Kondisi ini menjadi tantangan besar yang harus segera dicari solusinya.
Untuk mendukung operasional pengangkutan, DLH telah menyediakan sejumlah armada dan fasilitas alat berat. Armada yang dimiliki antara lain 19 unit truk dump, 3 unit truk arm roll, 1 unit kendaraan roda tiga, serta bulldozer dan excavator masing-masing 1 unit.
Dari total volume sampah yang berhasil terlayani, sebagian besar berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). RPJMD mencatat, 83,16 persen sampah ditangani TPA Raberas, sementara 16,83 persen sisanya oleh TPA Lekong.
Pemkab Sumbawa Dorong Setiap Kecamatan dan Desa Punya Bank Sampah
Menangani hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, mendorong setiap kecamatan dan desa mempunyai Bank Sampah untuk memperkuat pengelolaan sampah sekaligus meningkatkan nilai ekonominya.
Langkah awal tersebut terwujud melalui pengiriman perdana 10 ton sampah daur ulang hasil pengelolaan Kelompok Muda Berbagi melalui Bank Sampah Induk, pada Jumat, 5 Desember 2025.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo menekankan, program ini menjadi tonggak awal Sumbawa dalam menekan volume sampah dan mengubahnya menjadi produk bernilai.
“Hari ini kita me-launching (meluncurkan, red) 10 ton sampah daur ulang sebagai ikhtiar bersama untuk mengurangi sampah dan mengolahnya menjadi produk yang lebih bernilai,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat dari desa hingga rumah tangga untuk aktif memilah sampah, karena keberhasilan program sangat bergantung pada kedisiplinan warga.
“Sampah rumah tangga dan industri bisa menambah nilai ekonomi jika kita kelola dengan benar,” tambahnya.
Program ini sekaligus memperkuat komitmen pemerintah dalam menjalankan gerakan Zero Waste Kabupaten Sumbawa.
DLH Gelar Pelatihan Pembentukan Bank Sampah
Kepala DLH Kabupaten Sumbawa, Pipin Shakti Bitongo menyampaikan, pihaknya telah memberikan pelatihan untuk pembentukan Bank Sampah. DLH menargetkan, setiap desa dan kecamatan memiliki Bank Sampah sendiri.
Adapun targetnya, setiap wilayah memiliki Bank Sampah yang terhubung dengan Bank Sampah Induk. “Kami sudah melatih masyarakat agar mampu mengelola Bank Sampah. Target kami, setiap desa dan kecamatan memiliki Bank Sampah yang terhubung dengan Bank Sampah Induk,” jelas Pipin.
Pipin menambahkan, semakin banyak Bank Sampah beroperasi, semakin besar volume sampah yang bisa didaur ulang. Setelah pengiriman perdana 10 ton, DLH optimis pengiriman berikutnya akan meningkat seiring bertambahnya jumlah Bank Sampah.
“Kami berharap volume sampah daur ulang terus meningkat. Jika Bank Sampah bertambah, hasil pengolahan tentu lebih maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, program ini mendorong partisipasi warga sekaligus membuka peluang ekonomi berbasis daur ulang.
“Kami Pemda berharap program ini meningkatkan partisipasi warga, sekaligus membuka peluang ekonomi berbasis daur ulang,” tutupnya. (*)



