Diskominfotik SumbawaSumbawa

Pulau Moyo Jadi Penyangga Utama Keanekaragaman Hayati Sumbawa

Sumbawa Besar (NTBSatu) – Kawasan konservasi dan hutan lindung di Kabupaten Sumbawa menjadi penyangga utama pelestarian keanekaragaman hayati, serta penyokong keseimbangan ekologi daerah.

Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2025–2029, yang menyoroti pentingnya penguatan perlindungan wilayah konservasi strategis.

Salah satu kawasan paling vital adalah Taman Wisata Alam (TWA) Moyo yang berada di Pulau Moyo. Wilayah ini memiliki ekosistem hutan tropis yang kaya dan menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna endemik.

Dalam dokumen RPJMD menyebutkan, kawasan tersebut mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting.

“Taman Wisata Alam Moyo tidak hanya menjadi habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna endemik. Tetapi juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air, yang mendukung keberlanjutan sumber daya air bagi masyarakat setempat,” tulis RPJMD 2025–2029.

Selain TWA, terdapat pula Suaka Margasatwa Pulau Moyo, salah satu kawasan konservasi utama di Kabupaten Sumbawa. Kawasan ini memiliki peran strategis dalam perlindungan berbagai spesies langka.

“Suaka Margasatwa Pulau Moyo berperan dalam perlindungan spesies langka. Termasuk burung-burung endemik dan mamalia khas Nusa Tenggara,” demikian tercantum dalam dokumen perencanaan daerah tersebut.

Tidak hanya nilai keanekaragaman hayati, kawasan hutan lindung di Kabupaten Sumbawa juga berperan penting dalam menjaga siklus hidrologi dan keseimbangan iklim regional.

“Hutan lindung di Kabupaten Sumbawa memiliki peran penting dalam menjaga siklus hidrologi. Melalui upaya konservasi, tidak hanya melindungi biodiversitasnya, tetapi juga berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer,” tegas dokumen RPJMD.

Dorong Kolaborasi Program Konservasi Terpadu

Sementara itu, Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., mendorong langkah kolaboratif untuk memperkuat ekosistem Taman Nasional Moyo Satonda melalui program konservasi terpadu.

Komitmen tersebut muncul, saat pemerintah daerah bersama sejumlah pemangku kepentingan menyatukan langkah dalam menjaga keberlanjutan kawasan konservasi. Hal ini sekaligus untuk meningkatkan kapasitas desa-desa penyangga di sekitar taman nasional.

Bupati Jarot menegaskan, seluruh pihak memiliki peran besar untuk memastikan kelestarian Moyo Satonda tetap terjaga secara berkesinambungan.

Dalam forum tersebut, Bupati Jarot menyampaikan pesan penting mengenai arah pengelolaan taman nasional. Ia menekankan, perlunya keseriusan bersama untuk menjaga keseimbangan alam Moyo Satonda sambil menguatkan posisi masyarakat sekitar kawasan sebagai bagian utama dari upaya pelestarian.

“Kita teguhkan komitmen bersama untuk menjaga Taman Nasional Moyo Satonda sekaligus memperkuat pemberdayaan desa-desa penyangga di sekitarnya,” tegasnya, pada Rabu, 3 Desember 2025. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button