Kabupaten Sumbawa Miliki Potensi Energi Panas Bumi 6 MWe di Maronge
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Kabupaten Sumbawa memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi (geothermal).
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2025–2029, potensi energi panas bumi tersebut berada di Kecamatan Maronge dengan estimasi kapasitas mencapai 6 Megawatt elektrik (MWe) untuk pemanfaatan langsung.
“Energi panas bumi sangat berpeluang untuk dikembangkan karena ketersediaannya yang sangat besar,” tertulis dalam dokumen RPJMD Kabupaten Sumbawa 2025–2029.
Potensi ini merupakan bagian dari hasil survei nasional yang telah mengidentifikasi 251 lokasi panas bumi di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, tiga lokasi berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Satu di antaranya terletak di Kecamatan Maronge, Kabupaten Sumbawa.
Berdasarkan hasil penyelidikan, potensi panas bumi di Desa Maronge diindikasikan oleh munculnya sumber mata air panas berjenis bikarbonat dengan temperatur permukaan antara 35–43 derajat Celcius.
“Estimasi temperatur reservoir berdasarkan hasil perhitungan geotermal dengan menggunakan silica mixing sekitar 102 derajat Celcius dengan potensi energi sebesar 6 MWe,” tercantum dalam dokumen RPJMD tersebut.
Harapannya, pengembangan potensi geothermal mampu mendukung peningkatan ketahanan energi daerah, mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Serta, memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di wilayah sekitar.
Sementara itu, Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP., terlibat aktif dalam Rapat Kerja Strategis Kerja Sama Regional Bali–NTB–NTT di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Rabu, 26 November 2025.
Forum ini menjadi momentum penting untuk memantapkan arah pembangunan kawasan timur Indonesia, melalui kerja sama konkret antarprovinsi.
Bupati Jarot menyebut, Sumbawa memiliki posisi penting sebagai penghubung kawasan dengan potensi besar pada sektor pariwisata, pertanian, peternakan, kelautan, hingga energi terbarukan.
“Sinergi Bali–NTB–NTT bukan hanya kolaborasi antarprovinsi, tetapi ruang percepatan pembangunan bagi daerah seperti Sumbawa. Ini kesempatan nyata untuk memperkuat konektivitas, mendorong pariwisata, dan membuka pasar lebih luas bagi produk unggulan kita,” ujarnya. (*)



