Jurus Bupati Jarot Wujudkan Sumbawa Hijau, 1 ASN dan Siswa 1 Pohon
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot meluncurkan program Sumbawa Hijau dan Lestari. Termasuk gerakan satu ASN dan satu siswa satu pohon.
Gerakan itu merupakan strategi Pemkab Sumbawa menggabungkan pelestarian lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui penanaman pohon bernilai ekonomis.
Visi utama lima tahun ke depan, yakni Sumbawa Hijau dan Lestari. Beberapa program sudah berjalan, antara lain Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon, Gerakan 1 ASN 1 Pohon, dan Gerakan 1 Siswa 1 Pohon.
“Strategi ini untuk menarik partisipasi masyarakat, dengan tujuan memulihkan ekosistem hutan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Bupati Jarot kepada NTBSatu, Senin, 1 Desember 2025.
Dalam program ini, petani yang menanam dan merawat satu hektar pohon di kawasan hutan akan mendapat satu ekor sapi.
Ia juga menegaskan, penghargaan ini khusus bagi petani dan berlaku hanya untuk penanaman di kawasan hutan dan lahan kritis.
Bupati Jarot menekankan pentingnya program ini karena beberapa sungai di Sumbawa mengalami kekeringan, dan banyak lahan menjadi gundul.
“Dulu sungai-sungai jernih tempat kami bermain kini banyak yang kering. Melestarikan alam bukan sekadar karena tugas sebagai pemerintah, tetapi ini panggilan hati,” katanya.
Penanaman Pohon Bernilai Ekonomis Tinggi
Bupati Jarot menargetkan penanaman pohon bernilai ekonomis tinggi, seperti Sengon dan Kemiri. Sengon cocok untuk dataran rendah dan pesisir, serta mampu menghasilkan Rp150–240 juta per hektare per tahun ketika produktif.
“Satu hektare Sengon seperti punya ATM di kantong,” jelasnya.
Pemerintah juga akan membangun pabrik triplek berbahan Sengon, setelah menyiapkan lahan seluas 500 hektare. Seorang pengusaha dari Jawa bahkan mengirimkan bibit Sengon secara gratis untuk Sumbawa.
Kemudian untuk kemiri, setiap pohon mampu menghasilkan hingga 60 kilogram per tahun atau sekitar Rp1,2 juta. Dengan 100 pohon per hektare, petani bisa memperoleh Rp120 juta per tahun.
Selain itu, Bupati Jarot mendorong penanaman Porang sebagai tanaman sela di bawah Sengon dan Kemiri, dengan potensi hasil Rp250-300 juta per hektare setiap dua tahun. Pemerintah juga menargetkan menanam 500 ribu bibit kopi Arabika dari bantuan Kementerian.
“Program ini investasi jangka panjang untuk stabilitas ekologis sekaligus kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. (*)



