Teluk Saleh: Akuarium Dunia yang Semakin Memukau
Sumbawa Besar (NTBSatu) – Ada sebuah destinasi wisata yang diam-diam semakin memancarkan pesonanya. Destinasi itu adalah Teluk Saleh, yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa menjadikan destinasi ini sebagai salah satu andalan, untuk membangun ekosistem wisata yang bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sumbawa.
Teluk Saleh merupakan sebuah kawasan pesisir dengan kisaran luas area 1.500 kilometer persegi. Teluk Saleh adalah kombinasi ekosistem laut dan pesisir yang kaya akan aneka ragam kehidupan.
Area ini meliputi Kabupaten Sumbawa dan Dompu dan terdiri dari berbagai ekosistem, seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan perairan terbuka. Di dalamnya, hidup dan berkembanglah berbagai satwa yang mengesankan.
Salah satu yang paling menarik minat masyarakat adalah satwa laut bernama Hiu Paus alias Rhincodon typus. Hiu Paus adalah salah satu spesies ikan terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai hingga 18 meter dan beratnya bisa tembus 34 ton.
Hiu Paus juga ikan yang punya usia yang Panjang. Ia bisa hidup hingga mencapai umur 80 tahun. Konon, spesies ini telah menghuni lautan lebih dari 70 juta tahun.
Spesies Hiu Paus
Dokumen laporan penelitian Yayasan Konservasi Indonesia bersama Pemerintah Indonesia dari 2017 hingga 2022 menyebut, Hiu Paus merupakan spesies kosmopolitan yang tersebar luas di perairan tropis dan hangat, kecuali di Mediterania.
Ukuran tubuhnya yang besar membuat hiu paus menjadi daya tarik wisata di berbagai lokasi di dunia termasuk di Indonesia, seperti Teluk Cenderawasih, Kaimana, Gorontalo, Derawan, dan Teluk Saleh.
Penelitian Yayasan Konservasi Indonesia bersama Pemerintah Indonesia menunjukkan, populasi Hiu Paus di Teluk Saleh didominasi oleh individu muda.
Kemunculan mereka terdeteksi sepanjang tahun. Fluktuasi tingkat kemunculan ini dipengaruhi oleh dinamika oseanografi teluk dan bentuk topografi Teluk Saleh yang semi-tertutup. Pertukaran air terbatas di Teluk Saleh menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung perlindungan Hiu Paus muda.
Keberadaan ekosistem sehat, seperti hutan mangrove dan sungai besar, menyediakan makanan yang melimpah sepanjang tahun. Termasuk, udang rebon yang merupakan sumber makanan utama Hiu Paus.
Saat ini, keberadaan Hiu Paus telah magnet yang sangat kuat dalam menarik kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia ke Kabupaten Sumbawa. Dari tahun ke tahun, minat wisatawan ke daerah ini semakin tumbuh dan membesar.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Pemerintah Kabupaten Sumbawa pun menyadari potensi besar ini. Di bawah kepemimpinan Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., dan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori, pemerintah Kabupaten Sumbawa pun mendorong agar kawasan ini semakin baik tata kelolanya.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa Tahun 2025-2029 di sektor kelautan, Teluk Saleh dan Pulau Moyo menjadi pusat konservasi ekosistem laut yang mendukung keberlanjutan perikanan serta pengembangan ekowisata berbasis lingkungan.
Keberadaan Ekowisata Hiu Paus harapannya dapat menjadi pemicu berkembangnya ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Teluk Saleh.
Pengembangan kawasan ini juga bersenyawa dengan Rencana Induk Pembangunan Kawasan SAMOTA Tahun 2025-2029 yang memberikan label kawasan ini sebagai “Kawasan Ekonomi Biru yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P., pun sangat serius mendorong kebijakan yang berpihak pada Teluk Saleh dan kawasan sekitarnya.
Baru-baru ini, Bupati Jarot menggelar rapat koordinasi bersama Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah dan sejumlah pihak terkait. Rapat pada Jumat, 12 September 2025 itu membahas pula tentang pengembangan kawasan Teluk Saleh yang menjadi bagian dari Kawasan Samota (Saleh, Moyo, Tambora).
Dalam rapat, Fahri Hamzah menegaskan pentingnya percepatan aktivasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Samota, sebagai salah satu strategi nasional pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurutnya, KEK Samota memiliki potensi besar terutama di sektor perikanan dan akuakultur. “Kalau KEK Samota ada, maka segera kita aktifkan. Nanti kita rapatkan khusus. Tapi yang jelas, KEK untuk akuakultur sudah oke, nanti di situ Udang,” ujarnya.
Fahri juga menjelaskan, saat ini sejumlah titik, seperti di kawasan Teluk Saleh, Pantai Jempol hingga Bungin, tengah dipersiapkan untuk mendukung program strategis tersebut. (*)



