Lombok Timur

Puluhan Kasus HIV/AIDS Ditemukan di Lombok Timur Selama 2025, Homoseksual Jadi Momok

Lombok Timur (NTBSatu) – Dinas Kesehatan Lombok Timur mengungkap, temuan 42 kasus HIV dan 11 kasus AIDS sepanjang 2025.

Temuan tersebut menunjukkan, penyebaran HIV masih terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Pemerintah daerah mempercepat skrining untuk mencegah kondisi berkembang menjadi AIDS.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, Aries Fahrozi menegaskan, pihaknya terus melakukan skrining intensif untuk menemukan kasus baru lebih cepat dan memberikan penanganan sejak tahap awal.

Ia menyebut, program skrining diarahkan terutama kepada kelompok kunci yang berisiko tinggi. Aries menjelaskan, seluruh pasien yang terdeteksi langsung mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) guna menekan perkembangan virus.

Ia memaparkan, HIV secara bertahap merusak sistem kekebalan tubuh sehingga penderita rentan mengalami penyakit oportunistik dan berpotensi memasuki fase AIDS jika tidak mendapatkan terapi.

“HIV itu merusak kekebalan tubuh, maka penderitanya akan mudah terkena penyakit yang lain-lain,” jelasnya, Senin, 17 November 2025.

Ia menyebut temuan kasus berasal dari berbagai kategori, termasuk hubungan sesama jenis dan kelompok tertentu lainnya yang tersebar di sejumlah wilayah.

Meski begitu, ia menegaskan penyebaran kasus tidak terjadi secara merata, melainkan terkonsentrasi pada kelompok berperilaku berisiko.

“Penderitanya ada yang Laki Suka Laki (LSL) dan kelompok-kelompok tertentu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aries menerangkan, HIV menular melalui darah, cairan seksual, cairan anus, ASI, dan cairan vagina. Ia memastikan virus tidak menular melalui udara, air liur, gigitan nyamuk, maupun sentuhan fisik.

Ia juga mengungkap, transfusi darah kini lebih aman karena prosedurnya menerapkan persyaratan ketat, sementara jarum suntik medis telah menjadi alat sekali pakai.

Dinas Kesehatan Lombok Timur belum mengidentifikasi penyebab spesifik peningkatan kasus, namun menyebut sebagian berkaitan dengan perilaku berisiko.

Pihaknya memastikan program skrining dan pengobatan akan terus berlangsung sebagai langkah pengendalian dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS sepanjang 2025. (*)

IKLAN

Berita Terkait

Back to top button