ADVERTORIALDiskominfotik NTB

Desa Kiantar Jadi Magnet Investasi Baru, Pembangunan Bandara dan Tambak Udang Berskala Besar

Jakarta (NTBSatu) – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terus menunjukkan geliat pembangunan dan investasi baru, salah satunya di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano yang kini menjadi sorotan.

Dua proyek besar tengah berjalan di desa ini, pembangunan bandara milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan pengembangan kawasan tambak udang potensial seluas 218 hektare.

Progres pembangunan Bandara Kiantar terus menunjukkan kemajuan signifikan. Mengutip laman resmi Pemerintah KSB, Bupati Sumbawa Barat kala itu, H. Musyafirin menyebutkan, pembangunan bandara tersebut telah mencapai 57 persen per awal April 2024.

“Dari hasil tinjauan saya di lapangan, progresnya cukup bagus di angka 57 persen,” ujar Musyafirin, Senin, 1 April 2024.

Bandara yang mulai dibangun sejak Desember 2023 itu ditargetkan rampung pada 2025 ini. Meski berstatus bandara khusus milik PT AMNT, nantinya fasilitas ini juga dapat untuk kepentingan umum, serupa dengan bandara milik PT Freeport di Papua.

“Memang privat, tapi operasionalnya juga untuk umum. Sama seperti bandara milik Freeport,” jelas Musyafirin.

Musyafirin menegaskan, peran pemerintah daerah adalah memfasilitasi kelancaran pembangunan, termasuk memastikan proses pembebasan lahan tidak merugikan masyarakat.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen memberdayakan warga lokal, terutama para pemilik lahan, agar dapat terlibat langsung dalam kegiatan operasional bandara.

“Eks pemilik lahan akan kita data dan berikan pelatihan agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja di bandara saat beroperasi,” ungkapnya.

Investasi Udang Berskala Besar

Tak hanya di sektor transportasi udara, potensi perikanan di Desa Kiantar juga mulai menggeliat dengan hadirnya investasi tambak udang berskala besar.

Desa ini memiliki lahan potensial seluas 218 hektare untuk pengembangan tambak udang, yang sebagian telah CV. Bahari Sentosa Surya (BSS) manfaatkan sejak tahun 2020.

Mengutip situs resmi Pemerintah KSB, Musyafirin sendiri meletakkan batu pertama pembangunan tambak tersebut pada 9 September 2020.

Manager CV. BSS, Suwito menyatakan, Sumbawa Barat dipilih karena dianggap sebagai “rumah sendiri” berkat dukungan besar dari pemerintah daerah.

“Di KSB, saya baru merasakan keselarasan antara pemimpin dengan rakyat. Saya merasa mempunyai pemimpin yang benar-benar merakyat,” kata Suwito.

Musyafirin menyambut baik kehadiran investasi sektor perikanan itu. “Pemerintah Daerah KSB sangat welcome terhadap investasi di sektor apa saja, apalagi sektor perikanan. Forum seperti ini penting untuk menyatukan pandangan agar tujuan kita ke depan selaras,” ujarnya.

Tanggapan Pemprov NTB

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.

Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan agromaritim, yang fokusnya untuk membentuk ekosistem industri agromaritim dari hulu ke hilir. Prioritas dukungan untuk menguatkan swasemenda pangan, serta hilirisasi dan industri pengolahan.

“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya.

Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.

Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT. Sehingga, memperkuat sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang.

“Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi hub pariwisata internasional,” ujarnya.

“Semua sektor ini saling terkait. Jika kita kuatkan bersama, maka dampaknya akan luas, bukan hanya bagi ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Pemerintah provinsi juga mendorong kolaborasi antara pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha, dan masyarakat untuk memperkuat rantai nilai di setiap sektor.

“Melalui pendekatan ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi NTB tidak hanya bertumpu pada satu sektor, tetapi lebih merata dan berkelanjutan,” ujarnya. (*)

Alan Ananami

Jurnalis NTBSatu

Berita Terkait

Back to top button