Jumlah Penerbangan di BIL Jelang Nataru Meningkat 35 Persen
Mataram (NTBSatu) – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026, jumlah penerbangan di Bandara Internasional Lombok (BIL) meningkat sebesar 35 persen dari tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan sektor transportasi udara selama periode Nataru, tercatat kinerja yang positif. Secara kumulatif, total penerbangan mencapai 712. Jumlah penumpang sebanyak 60.514 orang dan total kargo sekitar 260 ton.
“Rata-rata pergerakan penumpang harian berada di kisaran 7.500 orang. Dengan tingkat keterisian kursi mencapai 63–70 persen,” kata Faozal, Rabu, 24 Desember 2025.
Adapun jumlah penumpang tumbuh sekitar 7–8 persen secara tahunan (year-on-year). Meski kargo udara mengalami penurunan sekitar 14 persen, angkanya masih menunjukkan pemulihan yang stabil dari masa pra-pandemi.
Puncak pergerakan penerbangan tercatat pada H-6 Natal atau 19 Desember. Sedangkan, puncak penumpang terjadi pada H-3 atau 22 Desember dengan jumlah penumpang mencapai 9.135 orang. Tertinggi selama periode pemantauan sementara. Adapun puncak kargo terjadi pada H-5 atau 20 Desember.
“Lonjakan aktivitas penumpang paling tinggi terjadi pada rentang waktu pukul 08.00–10.00 Wita dan 15.00–17.00 Wita, yang menjadi periode kritis pelayanan bandara. Terutama pada proses check-in, penanganan bagasi, dan transportasi lanjutan,” ujarnya.
Pengamanan Nataru di NTB
Sebagai informasi, Pemprov NTB bersama Polda NTB dan unsur terkait terus melakukan pemantauan intensif selama pelaksanaan pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Faozal mengatakan, pemantauan dilakukan di sejumlah titik strategis. Di antaranya, Pos Polisi Karang Jangkong, Terminal Mandalika, Giri Menang Square, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM), serta Pelabuhan Gili Mas.
“Langkah ini dilakukan untuk memastikan keamanan, kelancaran mobilitas masyarakat, serta kenyamanan wisatawan selama libur akhir tahun,” ungkapnya.
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan juga mendirikan posko dan pos pantau Nataru di sejumlah kawasan permukiman padat dan pusat aktivitas masyarakat. Posko ini berfungsi sebagai pusat pemantauan langsung kondisi keamanan, sekaligus respons cepat terhadap potensi gangguan.
Di sisi lain, antisipasi cuaca ekstrem menjadi perhatian khusus. BMKG bersama instansi terkait terus memantau perkembangan cuaca, termasuk potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah NTB. Mengingat periode Nataru bertepatan dengan puncak musim hujan yang berpotensi memengaruhi perjalanan darat, laut, dan udara.
Secara umum, lanjut Faozal, arus Nataru 2025–2026 di NTB berjalan aman, tertib, dan terkendali. Sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, pengelola transportasi, serta dukungan masyarakat dinilai mampu mengakomodir peningkatan mobilitas tanpa gangguan signifikan.
“Pemerintah Provinsi NTB mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap mematuhi aturan, menjaga keselamatan, serta mengikuti informasi resmi terkait cuaca dan transportasi selama sisa periode libur akhir tahun,” tutupnya. (*)



