Gubernur Iqbal: Doa, Peran Ulama, dan Jejaring Global Jadi Kekuatan NTB ke Depan
Mataram (NTBSatu) – Pertemuan penuh keakraban berlangsung di Kantor Gubernur NTB antara Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, dengan sejumlah tuan guru dari berbagai daerah, termasuk tuan guru yang baru kembali dari Mesir.
Suasana diskusi yang cair membuat sesi silaturahmi tersebut berkembang menjadi ruang saling bertukar pemikiran mengenai penguatan kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat NTB.
Gubernur Iqbal menekankan, pengalaman diplomasi dan jaringan internasional yang ia bangun bukan hanya sekadar catatan karier, tetapi aset yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas kesempatan kerja sama bagi NTB. Ia mengungkapkan, beberapa waktu terakhir NTB menerima kunjungan dan komunikasi aktif dengan cperwakilan Kedutaan Besar Palestina, Suriah, dan Azerbaijan, membuka pintu peluang kolaborasi di sektor pendidikan, pemberdayaan masyarakat, hingga pertukaran pelajar.
“Terima kasih atas kehadiran dan masukan yang diberikan para tuan guru. Doakan NTB agar terus melangkah ke arah yang lebih baik. Saya percaya kemajuan daerah ini tidak hanya bertumpu pada kebijakan pemerintah, tetapi juga doa dan peran para alim ulama,” tutur Miq Iqbal.
Sementara itu, para tuan guru menyampaikan pandangan bahwa masjid perlu dihidupkan sebagai ruang pembinaan generasi muda, bukan hanya sebagai tempat ibadah rutin. Mereka melihat bahwa selama ini masjid lebih dominan diisi oleh jamaah usia lanjut, sehingga diperlukan strategi yang lebih kreatif dan ramah anak muda. Masjid dipandang bukan hanya tempat ritual, tetapi pusat pendidikan, pembentukan karakter, dan ruang berkegiatan yang sehat.
Gagasan tersebut selaras dengan identitas NTB sebagai “Pulau Seribu Masjid.” Julukan tersebut dianggap bukan sekadar simbol jumlah bangunan tempat ibadah, tetapi harus tercermin melalui aktivitas keagamaan yang hidup, progresif, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi penerus.
Pertemuan ditutup dengan kesepahaman untuk terus memperkuat kolaborasi, memperbanyak ruang dialog, dan menjadikan masjid sebagai pusat penguatan nilai, persaudaraan, dan kemandirian sosial di NTB. (*)



