Prabowo di PBB: Indonesia Siap Kirim 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza hingga Ukraina

Jakarta (NTBSatu) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Selasa, 23 September 2025, waktu setempat.
Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia. Ia menyebut, Indonesia salah satu penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prabowo juga menambahkan, Indonesia siap mengirimkan puluhan ribu pasukan perdamaian untuk menjaga kedamaian dunia.
“Indonesia saat ini adalah salah satu penyumbang terbesar pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami percaya pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami akan terus mengabdi. Di mana perdamaian membutuhkan penjaga, bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan pasukan di lapangan,” kata Prabowo saat pidato dalam bahasa Inggris di Sidang Umum PBB, mengutip siaran langsung YouTube United Nations.
Prabowo mengatakan, jika PBB membutuhkan pasukan perdamaian, Indonesia siap mengirimkan hingga 20.000 putra-putrinya untuk menciptakan perdamaian di mana pun. Seperti di Gaza hingga Ukraina.
“Jika dan ketika Dewan Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa dan majelis agung ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20.000 putra-putri kami atau bahkan lebih untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun ketika perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga,” ucap Prabowo.
Dukungan Finansial Indonesia untuk Perdamaian Dunia
Selain itu, Prabowo juga menegaskan, Indonesia tak akan hanya berkontribusi dalam hal pengiriman pasukan. Ia menyebut, Jakarta juga akan berkontribusi secara finansial untuk menjaga perdamaian.
“Kami siap, kami akan menanggung beban kami, tidak hanya dengan putra dan putri kami. Kami juga bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar PBB untuk mencapai perdamaian,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Prabowo juga mengatakan, peran PBB sangatlah diperlukan untuk menjaga perdamaian dan juga semangat kebersamaan.
Ia mencontohkan bagaimana Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), lembaga PBB untuk aviasi, berperan dalam membuat regulasi penerbangan yang memungkinkan para pemimpin dunia hadir di New York untuk mengikuti sidang ini.
“Tanpa PBB, kita tidak dapat aman. Indonesia butuh PBB dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walau kami juga masih berjuang, tapi kami butuh PBB yang kuat,” tambahnya. (*)