Momen Prabowo Delapan Kali Gebrak Meja hingga Dapat Tepuk Tangan di Sidang PBB

Mataram (NTBSatu) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mencuri perhatian dunia ketika berpidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa, 23 September 2025, waktu setempat.
Dalam pidato tersebut, Prabowo memperoleh delapan kali tepuk tangan, menggebrak meja mimbar delapan kali, hingga akhirnya menutup pidatonya dengan tepuk tangan meriah dari seluruh delegasi.
Secara umum, pidato Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap isu-isu global, perdamaian, solidaritas, dan keadilan.
Sorotan utama jatuh pada gaya penyampaiannya yang penuh energi, berapi-api, sekaligus menyentuh nilai kemanusiaan. Delegasi dunia merespons dengan antusias melalui rentetan tepuk tangan meriah.
Delapan Momen Tepuk Tangan untuk Prabowo
Melansir berbagai sumber, tepuk tangan pertama bergema ketika Prabowo mengutip pemikiran klasik Thucydides tentang keadilan. Ia menegaskan, bangsa kuat maupun lemah harus berdiri sama rata di hadapan hukum dan kebenaran.
Tepuk tangan kedua muncul setelah Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia mengirim 20.000 pasukan penjaga perdamaian ke wilayah konflik, mulai dari Gaza, Ukraina, Sudan, hingga Libya.
Delegasi kembali bertepuk tangan saat Prabowo menyerukan optimisme yang harus diwujudkan lewat aksi nyata.
Suasana hangat berlanjut ketika ia mengingatkan, tekanan terhadap Bumi akibat populasi manusia yang terus meningkat hingga memicu tepuk tangan keempat.
Sorakan semakin besar saat Prabowo menegaskan, kekuatan solidaritas dalam melawan penindasan.
“Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa tertindas, rasa ketidakadilan, telah terbukti dalam sejarah umat manusia menyatu menjadi sebuah kekuatan besar yang mampu mengatasi penindasan dan ketidakadilan,” kata Prabowo, mengutip Kompas.com, Rabu, 24 September 2025.
Pidato berlanjut dengan penegasan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel.
Delegasi memberikan tepuk tangan keenam dan ketujuh ketika Prabowo menekankan, perdamaian sejati hanya akan terwujud jika hak semua pihak benar-benar terjamin.
Pidato ditutup dengan ajakan melanjutkan perjalanan kemanusiaan para pendiri bangsa. Ajakan itu membuat seluruh delegasi berdiri memberikan standing ovation sebagai bentuk penghormatan.
Delapan Momen Prabowo Gebrak Meja
Selain banjir tepuk tangan, Prabowo juga menegaskan sikapnya melalui gebrakkan tangan ke meja mimbar sebanyak delapan kali.
Gebrakkan pertama terjadi saat ia mengenang pahitnya penjajahan Indonesia. Ia menyebut, rakyat kala itu diperlakukan lebih hina daripada anjing di tanah air sendiri.
Gebrakkan kedua muncul ketika ia menyinggung perjuangan bangsa melawan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan dengan dukungan PBB.
Pada momen ketiga, ia menggebrak meja untuk menegaskan kontribusi besar Indonesia sebagai salah satu penyumbang utama pasukan penjaga perdamaian PBB.
Prabowo kembali menggebrak meja saat menekankan visinya membebaskan rakyat dari kemiskinan serta menjadikan Indonesia sebagai pusat ketahanan pangan, energi, dan air.
Gebrakkan kelima muncul ketika ia menyoroti semakin banyak negara yang mengakui Palestina. Gebrakkan keenam bergema saat ia menekankan, persatuan antarnegara mampu menciptakan kekuatan besar untuk mengatasi penindasan.
Pada momen ketujuh, ia kembali menggebrak meja untuk menegaskan dukungan penuh terhadap solusi dua negara.
Gebrakkan terakhir menjadi penutup penuh makna ketika Prabowo mengajak seluruh umat beragama, Islam, Yahudi, Kristen, Hindu, dan Buddha, untuk hidup sebagai satu keluarga manusia demi perdamaian dunia.
Tepuk tangan meriah terjadi di akhir pidato, tepat setelah Prabowo mengajak semua pihak melanjutkan perjuangan kemanusiaan.
Delegasi dunia berdiri serentak, memberikan tepuk tangan panjang, dan menunjukkan penghormatan tinggi atas pesan yang ia sampaikan.
Momen Sidang PBB ini tidak hanya menegaskan posisi Indonesia di panggung internasional, tetapi juga mengukir sejarah baru bagi kepemimpinan Prabowo. (*)