BREAKING NEWS

127 Bencana Terjang NTB: 13 Meninggal, 131 Ribu Jiwa Terdampak, 561 Rumah Rusak

Mataram (NTBSatu) – Sepanjang Januari hingga akhir Agustus 2025, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diguncang 127 peristiwa bencana alam.

Dampaknya tak main-main, sedikitnya 131.776 jiwa terdampak, dengan catatan 13 orang meninggal dunia, 5 hilang, dan 36 lainnya luka-luka.

Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi, menyebutkan banjir dan tanah longsor menjadi bencana paling dominan. Dari total kejadian, 64 kali banjir, 11 kali longsor, dan 38 kasus cuaca ekstrem tercatat melanda wilayah ini.

“Bencana ini bukan hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga merusak rumah warga, infrastruktur, hingga fasilitas publik yang vital,” ujar Ahmadi, Rabu, 10 September 2025.

Ribuan Rumah Rusak

Kerugian materiil akibat bencana cukup besar. Sedikitnya 561 rumah mengalami kerusakan (126 rusak berat, 136 rusak sedang, dan 299 rusak ringan).

IKLAN

Selain itu, lebih dari 33.500 rumah terendam banjir. Tak berhenti di situ, kerusakan juga merambah fasilitas pelayanan dasar dan pendidikan.

Ada 25 perkantoran, 58 fasilitas pendidikan, 13 rumah ibadah, dan 5 fasilitas kesehatan ikut terdampak. Sarana vital lain pun ikut porak-poranda, meliputi 74 jembatan, 300 bendungan, serta 8 jaringan listrik.

Di sektor pertanian, 690 hektare sawah, 177 tambak, dan 16 pertokoan tercatat mengalami kerugian akibat bencana sepanjang delapan bulan terakhir.

Bencana Bima Tertinggi

Secara geografis, bencana tersebar di seluruh NTB. Pulau Lombok tercatat ada 50 kejadian, dengan Lombok Tengah paling banyak (21), menyusul Lombok Timur (12), Lombok Barat (10), Kota Mataram (5), dan KLU (2).

Pulau Sumbawa total 77 bencana, dominasinya di Kabupaten Bima dengan 41 kejadian, kemudian Sumbawa (12), KSB (11), Dompu (7), dan Kota Bima (6).

IKLAN

Ahmadi menambahkan, kondisi kemarau basah dengan curah hujan tinggi yang melanda NTB saat ini, pemicunya fenomena Gelombang Ekuatorial Rossby. Yaitu gelombang atmosfer berfrekuensi rendah yang bergerak di sekitar ekuator.

Fenomena ini memicu pertumbuhan awan hujan skala besar dan meningkatkan potensi hujan lebat disertai banjir dalam beberapa hari ke depan.

“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir dan longsor,” pesan Ahmadi. (*)

Berita Terkait

Back to top button